Kodok Terjun ke Kolam Bening, Cemplung!


Basho adalah seorang cendekiawan buddhis. Suatu hari ia mengunjungi Zen Master Takuan. Basho selalu membicarakan sesuatu yang tinggi di atas langit, mengutip berbagai maha karya guru-guru besar buddhis dan kitab suci. Setelah gerah mendengar semua teori Basho, sang Zen Master lalu bilang, “Anda ini memang seorang cendekiawan dengan pemahaman hebat, tapi semua yang engkau utarakan selalu kutipan dari orang lain, kata Buddha, kata guru ini, kata guru itu. Mana kata-kata orisinal darimu? Saya mau dengar sesuatu yang orisinal!”

Basho tak kuasa menjawab, hanya terdiam seribu bahasa. Ia tidak tahu harus bicara apa, karena selama ini dia hanya pintar mengutip dari berbagai sumber saja. Basho merasa malu, ia membeku seperti batu! Tak lama kemudian Zen Master memecah keheningan, “Loh, Anda ini cendekiawan hebat, masa tidak ada kata-kata orisinal darimu?”

Tiba-tiba Basho mendengar suara cemplungan air kolam di taman. Tanpa berpikir panjang, Basho langsung melirik sang Zen Master dan menuturkan:

Kolam Bening
Kodok terjun
Cemplung!

Sang Zen master langsung tertawa terkekeh-kekeh dengan bangga, “Nah ini dia kata-kata orisinal darimu, itulah dirimu yang sesungguhnya!”

Manusia merasa mudah copy-paste, mengutip dari guru besar, namun ia terjebak dalam ide, pikiran, dan gagasan dari orang lain, malah ini menjadi batu penghalang bagi kemajuan batinnya. Ketika Basho mendengar suara cemplung, tanpa berpikir (catat ini), tanpa kata-kata puitis, tanpa drama, tanpa kutipan atau referensi, murni pengalaman nyata momen kekinian.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.