Masih Ingin Marah?

Seandainya melukai orang lain tidak memberikan manfaat apa pun bagimu,
perestuan anda terhadap tindakan itu hanyalah kecanduan anda semata!

(400 Stanza, 145; Aryadeva)

Sampai kapanpun, pendekatan dengan kemarahan tidak pernah bisa dibenarkan, bahkan kemarahan sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Renungkanlah manfaat kesabaran, maka kita bisa meredam kemarahan.

Kita sangat mudah marah terhadap orang yang lebih lemah, kemarahan membawa mudarab daripada manfaat, memberi perestuan dan pembelaan diri atas kemarahan yang kita lontarkan hanyalah suatu kecanduan kita terhadap kemarahan.

Seadainya kesabaran bisa mendatangkan kebajikan dengan mudah,
lantas, sangatlah dungu wahai engkau yang tidak berlatih kesabaran.

(400 Stanza, 146; Aryadeva)

Kesabaran merupakan obat penawar langsung untuk amarah, apa itu kesabaran? Kesabaran adalah tidak sedih terhadap orang yang menyebabkan masalah bagi kita dan orang yang memprovokasi kita; kesabaran adalah tidak memberikan kesempatan sedikitpun bagi kemarahan untuk muncul; kesabaran bisa mencegah seseorang melukai orang lain, kesabaran memberikan perasaan nyaman, kesabaran mendatangkan kebajikan, membuahkan karma baik di masa sekarang dan masa akan datang; siapakah sang dungu yang masih ingin marah? Orang bodoh manakah yang ingin membalas dendam atas perlakuan buruk orang lain?

Seandainya kita merespon perlakuan buruk orang lain dengan kemarahan, kita sedang membuat diri sendiri celaka, dan kita juga mencelakakan orang lain, kemudian orang lain kembali membalas kemarahan kita, begitulah kemarahan menari di atas penderitaan kita.

Kita akan berada dalam posisi yang sangat aman apabila bisa tetap sabar dan damai, Chandrakirti menyatakan,

“Dengan sabar, engkau bisa menetukan pilihan tepat, ketika kemarahan muncul, segera padamkan api kemarahan itu, jangan membiarkan api kemarahan membakarmu, jika tidak; engkau akan bertindak gegabah dan ujung-ujungnya harus mengakhirinya dengan kata, ‘Mohon Maaf’”

Kita cenderung tidak berani marah pada mereka yang lebih kuat, lantas;
mengapa engkau tetap membenarkan kemarahan kepada mereka yang lebih lemah?

(400 Stanza, 147; Aryadeva)

Kemarahan berkecamuk, namun kita tidak bisa menyerang sumber kemarahan yang memiliki kekuasaan lebih besar atau lebih kuat daripada kita, kita tidak berani melontarkan kemarahan kepada meraka yang lebih berkuasa, namun kita cenderung melontarkan kemarahan secara langsung kepada mereka yang lebih lemah, dalam kondisi apa pun, kemarahan tidak-lah pernah bisa dibenarkan.

Mereka yang penuh kesabaran menghadapi sumber kemarahan,
maka, kestabilan mental mereka semakin meningkat,
Jika dengan alasan bahwa, aku takut akan sumber kualitas baik,
Oh..betapa dungunya engkau!

(400 Stanza, 148; Aryadeva)

Secara umum, sebagian besar orang akan mengatakan demikian, “Jika saya tidak ‘marah’, jika saya tidak menunjukkan taringku, mereka kira bahwa saya ini orang yang bisa ditindas! Jangan coba-coba mengusik harimau, karena mereka tahu anda sedang berlatih kesabaran.”

Engkau bisa mempertahankan kesabaran, berarti anda bisa mempertahankan cinta kasih dan keseimbangan mental, semua energi positif akan mengalir ke kita, dewa-dewi akan berpihak pada kita, semakin banyak sahabat yang akan membantu kita, kebahagiaan dan kebaikan akan datang tanpa diundang.

Cinta kasih ditujukan untuk siapa? Untuk semua makhluk! Dengan mempertahankan kesabaran, kita bisa memperkuat welas asih, kita mampu melihat dengan jelas perbuatan buruk orang lain dan kita merasa welas asih terhadap mereka, sehingga ingin membantu mereka untuk menjauhi perbuatan buruk.

Kemarahan merupakan masalah paling ruwet bagi kita, apabila sepanjang hari kita marah maka, kita sama sekali tidak bisa merasakan cinta kasih dan welas asih. Tidak pernah ada praktik spiritual yang mengajurkan untuk meluapkan kemarahan.

Jangan takut kalau ada orang yang ingin ‘mengusik harimau’ karena kita tidak marah kepada mereka, lihatlah kejadian sehari-hari, ketika seseorang yang memiliki jabatan lebih tinggi melontarkan kata-kata yang menyakitkan, pada umumnya kita diam dan membisu seribu bahasa, namun apabila ada seseorang yang punya jabatan rendah melontarkan kata-kata yang kasar dan menyakitkan juga, maka anda akan segera menghardik mereka, bila perlu langsung menyerang balik.

Siapakah yang mampu mengikis habis kemarahan? Dia yang mampu mengikis habis semua kemarahan adalah mereka telah berjaya (Buddha), tidak ada orang yang bisa memandang dia sebelah mata. Jika anda marah, sudah pasti anda sedang menuju ke kelahiran alam rendah, latihan paling utama kita adalah mengenali kekotoran batin yang disebabkan oleh kemarahan, kemelekatan, dan ketidaktahuan, deteksi-lah kehadiran mereka sedini mungkin atau anda akan menjadi sasaran empuk mereka.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.