Berhentilah Berbohong, Berhentilah Nge-bir

Suatu hari. Ada seorang anak muda kurus ceking. Sebut saja Aseng (bukan nama aslinya). Dia pergi ke Bar untuk pesta bir bersama sekumpulan hopengnya. Dia pikir, minum segelas saja, lalu pulang. Lagipula demi menghormati teman-temannya yang mengajak. Ceritanya Aseng di traktir, alias gratis, sayang kalau tidak pergi.

Orang kalau sudah minum gelas pertama, kemungkinan besar akan melanjutkan ke gelas kedua, dan seterusnya. Aseng meneguk gelas pertama, mantap, puas, dan luar biasa. Dia sudah janji kepada dirinya hanya meneguk satu gelas saja, tapi kok belum “kerasa” gitu. Godaan sangat besar, lalu dia bilang dalam hati, “Satu gelas lagi deh, bonus” Jadi dia teguk gelas kedua.

Anda pasti sudah bisa menebak, Aseng memberikan bonus demi bonus kepada dirinya, sudah bergelas-gelas dia teguk. Orang kalau sudah dalam kondisi begini, jarang ada yang bisa berhenti. Jadilah minum terus. Kepalanya mulai sedikit spaneng. Orang mabuk itu serasa sudah di surga, enak, nikmat, dan lupa waktu.

Tak lama kemudian, dia melihat jam tangannya. Oh, sudah pukul 02:00 subuh. Waduh, celaka, karena istrinya sudah bikin aturan, harus balik ke rumah sebelum pukul 08:00 malam. Tiba-tiba dia sangat cemas, risau, khawatir sampai gemetaran, ternyata masih ada sedikit kesadaran dalam dirinya.

Dia hanya ingin cepat-cepat kabur dan pulang ke rumah. Dalam keadaan mabuk dia mencari jalan pintas. Dia lari dan lari, entah bagaimana masuk ke pekarangan rumah orang lain. Ada sebongkah lahan tanah yang sedang di garap tapi belum selesai.

Jlebeb! Jatuh dia ke tumpukan tanah itu dan ternyata sang empunya menanam bunga mawar di situ. Wajahnya tergores, luka di sana-sini. Sambil mengaduh perih dia terus bergegas pulang ke rumah.

Tiba di depan rumah. Matanya agak berat, tangannya gemetaran. Dia mencoba untuk membuka pintu, tapi entah kenapa bolak-balik dia coba memasukkan kunci ke dalam lubang kunci, tidak kena sasaran melulu. Keclek keclok, 20 menit lewat. Akhirnya pintu pun terbuka.

Dia masuk pelan-pelan, melewati lorong ke kamar mandi. Dia lihat di cermin, wajahnya tergores di sana-sini. Sial nian tadi jatuh terjerembab ke onggokan tanah itu. Dia membuka kotak P3K, membersihkan wajahnya pakai beberapa cairan. Dia ambil perban lalu menempelkan ke wajahnya.

Selesai itu, dia pelan-pelan merangkak ke ranjang dan tidur!

Pukul 08:00 pagi. Istrinya membawa sebaskom air dingin menyimbahkan ke Aseng. Dia langsung terperanjat bangun.

Istrinya langsung menghardik, “Dasar pria bodoh! Kau pergi minum lagi!

Tidak ‘ma, aku sudah janji sejak 6 bulan lalu tidak akan minum lagi. Setetespun belum pernah aku sentuh.

Istrinya menarik kaos Aseng dan menyeretnya ke kamar mandi. “Tuh lihat sendiri!

Semua perban tertempel di cermin.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.