Tiga Kebajikan Pemimpin

Garuda Wisnu Kencana @Bali

Hal apa yang sering diperebutkan oleh manusia di muka bumi ini? Setelah berputar-putar ke banyak tempat, akhirnya saya menemukan ini: Takhta, Harta, Nama, Kama, Alpa, dan Ahara. Sejak zaman dahulu kala, itulah hal-hal yang menjadi dambaan banyak orang.

Makanan enak pemuas lidah, itulah yang dikejar banyak orang, ahara. Padahal, makanan merupakan nutrisi untuk memperkuat badan jasmani, namun makanan dibuat sedemikian rupa hanya untuk memuaskan lidah dan mata saja.

Manusia menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Mereka ingin sebaliknya, bermalas-malasan, itulah alpa. Bukan hanya lupa, bahkan dengan sengaja lupa dan lalai. Prinsip kerja sedikit untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya, demi harta.

Mereka punya banyak harta, tidak merasa “cukup” banyak. Demi hasil sebanyak-banyaknya lalu menabrak norma dan hukum negara, bahkan ada yang menjual dirinya. Padahal harta tidak bisa dibawa pergi ketika mati.

Manusia lahir dari bersatunya dua insan dalam hubungan intim. Tak heran energi kama (nafsu birahi) terus terwarisi dan berlanjut. Kama adalah naluriah manusia, energi itu bukanlah sesuatu yang jelek, namun perlu diarahkan dengan pikiran jernih dan kewaspadaan menuju kebajikan.

Menjaga energi kama melalui makan secukupnya (moderasi). Ada yang memilih vegetarian, bahkan ada yang vegan. Olahraga dan olah batin secara rutin. Sediakan jadwal rutin untuk olah raga, kemudian sepanjang terjaga diupayakan untuk mengolah batin melalui mewawas napas.

Mereka yang terobsesi oleh ketenaran, itulah nama. Ia defisit perhatian, mencoba mencari perhatian di media sosial. Ingin dikenal seantero dunia. Teknologi kamera, update status dan quotes, sebagai strateginya. Bahkan tak segan membeli “followers” semu.

Takhta Sang Raja

Pemangku takhta kerajaan adalah raja. Ucapan raja menjadi hukum. Takhta raja bersifat warisan, bukan dipilih oleh rakyatnya. Seorang raja yang memiliki kebajikan, kepintaran, dan kearifan, maka rakyatnya makmur.

Takhta bukanlah sesuatu yang buruk, namun takhta bisa menjadi buruk jika sang pemangkunya didominasi oleh pikiran dan sahabat buruk. Apalagi sahabat yang hanya memperjuangkan Ahara, Alpa, Kama, Nama, dan Harta demi kepentingan pribadi semata.

Jika raja demikian yang berkuasa, sengsaralah rakyatnya! Dia bukanlah pemangku takhta sejati. Dia sering kehilangan energi kewawasannya (mindfulness), tak heran jika dia mudah tergoda menyelewengkan kekuasaannya.

Pemangku Takhta sejati itu seperti apa? Dia membutuhkan tiga kebajikan, yaitu kebajikan memotong, mengasihi, dan mengerti. Jika Anda melihat ada calon pemimpin yang memiliki kebajikan itu, dia layak dipilih.

Kebajikan Memotong

Apa yang dipotong? Ia mampu memotong kemarahannya, keserakahannya, dan kegelapan batinnya. Dia bukanlah manusia sempurna, masih bisa marah, namun dia punya cara jitu memotongnya. Dia mampu mentransformasikan kemarahannya menjadi energi kebajikan.

Ia mampu memotong keserakahannya. Ia tidak akan menimbun harta pribadi sementara jutaan rakyaknya menderita. Ia tidak memberikan celah untuk korupsi. Ia justru mengizinkan lembaga anti rasuah bekerja sesuai fungsinya.

Ia sanggup memotong kegelapan batinnya. Ia menggali informasi, mencari tahu, mempelajari, agar cahaya terang pengetahuan bisa menjadi petunjuk jalan. Ia juga segera memperbaiki dan menyelamatkan situasi pelik, dengan didukung oleh sahabat penyokongnya.

Kebajikan memotong ini melahirkan kekuatan bagi sang pemimpin. Kekuatan ini tidak bisa dibeli di supermarket, apalagi karbitan! Para sahabat dan komunitasnya menjadi lebih siap mendengarkan arahannya. Mereka sepenuh hati mendukungnya, bukan malah menyanderanya.

Kebajikan Mengasihi

Kebajikan mengasihi mengandung welas asih dan cinta kasih. Seorang pemimpin yang mampu memancarkan aura kasih sayang, menerima, memaafkan, mengayomi mereka yang berbeda. Pemimpin demikian mendapat tempat khusus di hati rakyatnya.

Pemimpin yang berkuatan bukanlah dia yang menggunakan teriakan, nada kasar, menghardik, apalagi membentak. Dia bisa tetap tegas namun emosi negatif terkendalikan dengan baik. Inilah pemimpin yang berkewawasan, peduli, dan penuh kasih sayang.

Ia menyediakan waktu untuk mendengarkan secara mendalam dan penuh kesabaran. Ia mendengar untuk mengerti bukan untuk membalas. Ia juga memiliki tutur bahasa penuh kasih sayang tanpa berbicara ketus atau meremehkan.

Kebajikan Mengerti

Mengerti adalah istilah lain dari kearifan, berbeda dengan pengetahuan. Kearifan tidak tergantung pada gelar akademik. Kearifan hadir dari kekuatan menatap mendalam atas setiap fenomena. Ia melihat tembus makna-makna di balik suatu kejadian, agar tidak kehilangan arah sebagai pemimpin.

Ia mampu melihat dengan tenang walaupun situasi mencekam, karena ia tahu ketenangan adalah modal paling mendasar. Itulah kebajikan pengertian, itulah kearifan. Otoritas sang pemimpin akan menjadi lebih kokoh, otoritas sejati sang pemimpin. Titel presiden saja belum cukup, karena titel itu ternyata tidak memberikan kekuatan sejati kepadanya.

Pemimpin sejati memberikan inspirasi agar semua orang juga mengikuti cara hidupnya yang sederhana, cara hidup autentik. Ia seorang altruis yang menggunakan kekuasaan dan kekuatannya untuk mengupayakan perdamaian, kesejahteraan, rekonsiliasi, kebahagiaan demi maslahat rakyat.

Dimensi Spiritual

Seorang pemimpin yang hanya memperkuat posisinya dengan mengancam dan menyebarkan rasa takut, maka takhta yang sudah ada di tangannya akan menjadi ular berbisa, nanti akan kembali mematuknya.

Seorang bijaksana dari India yang hidup sekitar 2600 tahun yang lalu, ia menyadari, kekuatan politik saja tidak mencukupi untuk membantu semua orang. Ia menemukan kekuatan spiritual yang menjadi pelengkapnya.

Maharaja Ashoka telah membuktikan bahwa tiga kebajikan itu merupakan dimensi spiritual yang fundamental untuk dikombinasikan dengan takhta yang dimilikinya. Perpaduan kekuatan politik dan kekuatan spiritual membuat Maharaja Ashoka dikenang sepanjang masa.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.