Melanjutkan Meditasi Di Dalam Mimpi

Istirahat itu seperti makan. Setiap orang membutuhkannya, setiap hari lagi. Jika kurang makan atau kurang tidur maka energi juga kurang sehingga beraktivitas juga tidak bersemangat. Kesimpulannya, setelah makan dan istirahat seseorang akan memperoleh energi baru.

Menyantap makanan sebetulnya juga membutuhkan energi mengunyah dan menelan, kemudian lambung dan kawan-kawannya juga membutuhkan energi tambahan untuk mencerna apa pun yang kita santap. Jadi, menggunakan energi untuk menghasilkan energi baru.

Berbaring untuk tidur juga demikian, apakah itu tidur siang atau tidur pada malam hari. Apabila Anda memulai tidur dengan setumpuk pikiran “sampah”, tak heran sepanjang tidur Anda justru menghabiskan banyak energi, karena terkuras oleh proses pikiran yang sangat aktif. Setelah bangun tidur, malah terasa sangat lelah, bukannya segar.

Relaksasi Total

Bicara makanan, entah kenapa selalu ramai. Ketika ketemu tatap muka, pembicaraan tentang makanan, resto A, B, dan C selalu seru. Tidak puas, lanjut ke WhatsApp grup, sami mawon! Ada grup yang sehari-hari memang sepi. Tapi, ketika ada satu orang saja mengirimkan foto makanan, nah komentarnya seabrekplus stiker-stiker lucu.


Kali ini saya tidak bicara makanan dulu deh. Saya mau bicara seputar istirahat, tidur, dan mimpi. Saya pernah mencetuskan kalimat ini, “Take a rest before you rest in peace”. Sungguh benar adanya. Istirahat itu penting, jadi saya konsisten istirahat siang. Rata-rata sekitar 30 menit hingga 1 jam.

Saya menggunakan teknik meditasi baring. Plum Village menyebutnya relaksasi total (total relaxation). Anda berbaring relaks, menggunakan teknik mewawas napas untuk melakukan pemindaian tubuh (body scanning). Jika Anda belum tahu tekniknya, boleh ikut acara meditasi sehari yang disebut Day of Mindfulness.

Setiap malam, sebelum tidur, saya juga menerapkan teknik relaksasi total sampai tertidur. Masuk tidur dengan energi kewawasan menciptakan suasana damai. Kesaksian saya: tidur lebih pulas, bangun pagi pikiran lebih jernih, juga tampaknya tidak terlalu banyak mimpi yang aneh-aneh.

Interpretasi Mimpi

Saya sih yakin setiap malam ada mimpi, namun saya tidak selalu mengingatnya. Mimpi yang buruk biasanya menguras energi sehingga saat bangun tidur agak lelah. Saya kadang bisa merasa masih ada sisa sepotong sana-sini samar-samar mimpi barusan. Rasanya seperti sedang memasangkan puzzle.

Mimpi memang menarik. Zaman dahulu, setiap mimpi selalu diinterpretasikan. Etnis Tionghoa suka mengaitkannya dengan binatang, angka, atau petanda tertentu. Perlu Anda ketahui, segala sesuatu bisa menjadi angka ajaib untuk pemasangan 4D (4 Digits) atau nomor buntut. Masyarakat Singapura dan sekitarnya paling suka.

Konten mimpi sangat bervariasi. Ada kondisi serasa menendang sesuatu atau seolah-olah jatuh dari ketinggian. Ada kalanya menyelam ke dalam samudra, bahkan ada yang terbang seperti seekor burung. Di dunia mimpi, segala sesuatu memungkinkan, mau jadi Harry Potter juga bisa kok, cuman logatnya agak beda kali yah?

Mencermati mimpi, saya merasa ada kaitan erat dengan apa yang kita “makan” melalui panca indra plus pikiran pada siang hari. Berita, lagu, bacaan, dialog lisan maupun tulisan, dominan pikiran pada hari itu. Semua itu bisa menjadi “bahan bakar” mimpi. Apa pun yang kita serap pada siang hari masih bergaung dalam batin dalam kurun waktu cukup lama.

Panca indra dan pikiran menstimulasi benih-benih dalam gudang kesadaran, begitu juga memori lama, jadi ada cerita-cerita yang bisa terbentuk saat mulai terlelap tidur. Proses pembentukan mimpi memang pada umumnya tidak bisa dikendalikan. Seseorang merasa seperti diseret oleh pikiran tanpa bisa mengendalikan alur ceritanya.

Ada juga orang yang bercerita tentang bermimpi sesuatu yang bakal terjadi di masa depan. Saya tidak tahu persis yang ini. Apakah karena kekuatan supranatural atau kejadian lama yang muncul kembali dalam alam mimpi kemudian pas kejadian di masa depan klop. Bisa jadi!

Meditasi Dalam Mimpi

Semenjak mempraktikkan relaksasi total, saya merasa ada perbedaan tema mimpi saya. Berkali-kali saya pernah mimpi sedang bermeditasi jalan di atas air, atau sedang meditasi duduk, atau melakukan sesuatu dengan penuh kewawasan. Beberapa kali saya tahu bahwa itu adalah mimpi, jadi saya sadar sedang meditasi jalan dan itu adalah mimpi.

Enak juga yah waktu terjaga saya bisa mempraktikkan meditasi jalan. Lalu, ketika terlelap tidur saya juga bisa melanjutkan meditasi jalan, walaupun meditasi jalan dalam mimpi. Semoga saja bukan bukan sleepwalking he he he. Saya merasa ada ketenangan dan kedamaian walaupun meditasinya dalam mimpi, dan memberikan efek yang serupa dengan meditasi jalan saat terjaga.

Saya semakin yakin bahwa mempraktikkan kewawasan (mindfulness) setiap saat akan memberikan efek pada hidup kita secara keseluruhan. Apalagi praktik yang lebih modern dan kontekstual melalui kekuatan kolektif komunitas. Praktik ini yang disebut Engaged Buddhism atau Applied Meditation, menjadikan meditasi sebagai gaya hidup sehari-hari.

Semoga Anda bisa bermeditasi kapan pun dan di mana pun. Melalui kewawasan terhadap napas dan badan jasmani, sering-sering membawa pikiran kembali ke sini dan saat ini. Energi kewawasan ini bisa bangkit saat Anda terjaga bahkan juga di dalam dunia mimpi.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.