Berjalan terlalu lama kita akan lelah, rasanya ingin duduk, duduk terlalu lama, bokong terasa panas, inilah yang disebut penderitaan, semua jenis aksi yang kita lakukan terlalu lama menyebabkan penderitaan, bahkan berbuat hal sebaliknya juga menderita, intinya semua aksi duniawi mendatangkan penderitaan.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghentikannya? Hentikanlah semua tindakanmu yang berlandaskan kekotoran batin, oleh karena itu, mereka yg sudah mengerti, seharusnya menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang terkontaminasi oleh kekotoran batin, kita perlu membangkitkan niat pembebasan, mengerti??
Hal apa yang dirantai oleh kekotoran batin terhadap kita? Kekotoran batin merantaikan kita di tiang pancang samsara, binatang dirantai oleh badan jasmaninya, manusia juga begitu. Apa maksud ‘rantai’? Rantai besi ini yang disebut tindakan buruk dan kekotoran batin.
Apa yang harus kita lakukan? Jika engkau ingin memotong rantai besi itu, lakukanlah dengan mahir, mulailah dengan belajar untuk mengerti realitas sesungguhnya dan bebaskan diri dari kekotoran batin.
Para intelektual melihat perbuatan buruk adalah sesuatu yang harus diberhentikan, bahkan harus se-segera mungkin, semua bentuk sensor seperti mata, telinga, hidung, bentuk fisik dapat dilihat dan dirasakan dengan jelas, tapi batin dan pikiran kita tak memiliki wujud yang bisa dicerap oleh panca indra, bahkan kita tidak menemukan mana yang bergerak duluan, segala sesuatu yang berada dalam batin kita bagaikan gumpalan gulungan salju, satu hal menghasilkan banyak hal, kita sudah tak sanggup menemukan di mana titik permulaan pikiran itu, semua proses dalam batin dan pikiran terus mereplikasi dirinya, lantas mengapa engkau tidak takut akan kekotoran batin yang juga ikut memperbanyak diri dalam batinmu?
Kita datang sendiri ke dunia ini, tak punya teman, tak lama kemudian kita punya banyak teman, tak lama kemudian kita kehilangan teman satu per satu, akhirnya kita harus mati dalam kesepian, kita seperti orang yang tersesat dalam hutan belantara ketidaktahuan, mengapa engkau tidak takut akan kekotoran batin? Mengapa engkau tidak berusaha sedikitpun untuk mengatasi kekotoran batinmu?
Kekotoran batin tidak akan berakhir apabila engkau tidak melakukan upaya apapun, kapan engkau harus berupaya? SEKARANG!
Selama kita masih memiliki keberuntungan dan kebebasan, lakukanlah segera! Aryadeva bilang, kita semua berada dalam kondisi yang sangat mencemaskan, apakah engkau merasakannya? Kita semua perlu merenungkannya, apabila kita merenungkan tentang semua perbuatan buruk kita dan akibat yang akan dihasilkannya, sungguh mengerikan!
Banyak perbuatan buruk yang kita lakukan karena tertarik pada hal-hal duniawi, kita akan bahagia apabila kita bisa mendapatkannya, jika gagal? Walaupun kita bisa mendapatkan sesuatu, ia juga akan segera menuju kehancuran, hal-hal duniawi seperti barang milik, makanan, tempat tinggal, semua ini tidak ada yang pasti. Segala sesuatu tidak selalu seperti sedia kala, tidak ada intisari nyata, sangat cepat rusak, setelah tahu demikian terjadinya, lalu mengapa engkau harus mengorbakan diri sendiri dan semuanya demi mendapatkannya?
Samsara memang tidak memuaskan, semua tindakan kita banyak yang tak berguna, namun sungguh sulit bagi kita, karena kita harus tetap mempertahankan hidup, tapi Aryadeva bilang “Ada sesuatu yang tak beres dalam samsara!”, Setelah tahu ada sesuatu yang tak beres, kita semua menjadi cukup tertekan, kemudian Aryadeva bilang lagi, “Kita semua sangat dungu!”
Benarkah kita sangat dungu? Kita membangun rumah, mendirikan tembok, tanpa upaya apa pun tembok dan rumah itu mulai sedikit demi sedikit menuju keruntuhan dan kehancuran, lalu mengapa engkau harus merintih dan melekat? Engkau sungguh dungu apabila melekat. Bagaikan mendorong batu besar ke atas gunung, sangat sulit dan berat, ketika engkau mencapai puncak gunung, tanpa upaya apapun batu itu akan menggelinding jatuh lagi ke bawah, oleh karena itu jangan melekat dan jangan investasi energi anda pada kemelekatan.
Lagi-lagi kita akan berdalih, loh rumah, tembok, barang-barang itu kan sumber kebahagiaan bagi kita, oleh karena itu kita harus melekat padanya, Aryadeva menyergah, “Tidak juga!”
Sungguh suatu kesalahan besar apabila engkau bilang kemelekatan pada hal-hal duniawi adalah sumber kebahagiaan, keadaan mental masa lalu kita tidak bisa merasakan kebahagiaan itu, dan keadaan mental masa akan datang juga tidak bisa merasakan kebahagiaan itu karena keadaan mental masa depan belum tiba pada saat itu; namun keadaan mental sekarang-lah yang bisa merasakannya, namun dari setiap momen ke momen berikutnya selalu berubah, keadaan mental sekarang ini juga sangat cepat berlalu, lalu mengapa harus melekat padanya?
Anda sedang membangun rumah di pinggir pantai, berpikir bahwa itu lokasi yang sangat strategi dan bagus, tapi secepat itu juga rumah itu roboh, para bodhisatwa yang telah mencapai kestabilan batin bilang, dunia ini bagaikan neraka, jika kita juga bisa melihat apa yang dilihat mereka, maka kita akan pingsan mendadak!
Dunia tempat kita tinggal ini selalu terbakar oleh rasa iri, benci, marah, dan sebagainya, benarkah? Oleh karena itu, bodhisatwa sejati mampu melihat itu, bagi mereka sangat mengerikan sekali, mereka yang memiliki intelek seharusnya merenungkan kerugian-kerugian dari samsara. Dari satu sudut pandang kita melihat bahwa alam dewa, surga dan sebagainya sangat nyaman dan menyenangkan, ini pandangan keliru, dan jangan sampai terjebak dalam alam dewa atau surga, kita harus mengarahkan kelahiran sebagai manusia, walaupun kelahiran sebagai manusia tidak memberikan kebahagiaan sejati, walaupun kondisi selalu berubah, selalu ada penderitaan, banyak aspek negatif dan sebagainya.
Kebahagiaan yang kita sebut-sebut sesungguhnya adalah penderitaan akibat terjadinya perubahan, semakin banyak kita melakukanya, maka kita akan semakin menderita, sungguh suatu tindakan salah kalau kita melekat dan berupaya segala macam cara untuk mengapainya, memang benar kita membutuhkan badan jasmani lengkap sebagai manusia, kita butuh kelahiran sebagai manusia untuk bisa melanjutkan latihan spiritual demi mencapai pembebasan dan pencerahan, jika kita beraspirasi untuk terlahir kembali ke alam manusia dengan tekat demikian, maka ini sungguh suatu aspirasi sangat mulia.
Kita perlu menciptakan sebab-sebab terealisasinya pembebasan, salah satunya adalah kelahiran sebagai manusia, inilah orientasi hidupmu, orientasi hidupmu bukanlah pada kemelekatan dan nafsu indriawi atas kebahagiaan sementara, orientasi terlahir sebagai manusia untuk mencapai pembebasan atau pencerahan adalah orientasimu yang sesungguhnya.
Aryadeva bilang, kita butuh kondisi yang menunjang, batin dan badan jasmani, oleh karena itu kita perlu berlatih berdana, murah hati; kita perlu berlatih sila, moralitas, etika; kita perlu berlatih kesabaran, dan sebagainya untuk menciptakan lingkungan kondusif untuk mencapai pembebasan, ini orientasi bagus untuk tetap berada dalam samsara, sehingga semua aksi dan tindakan kita memberikan kontribusi untuk mencapai pembebasan dan pencerahan.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.