Sehari-hari pikiran selalu sibuk, tampaknya pas sekali ketika pikiran diibaratkan sebagai seekor kera liar alias sun go kong, ia selalu melompat dari satu pohon ke pohon lain, dari satu agenda ke agenda lainnya. Walaupun terus melompat, ia seolah-olah memiliki segudang energi dan tak pernah merasa lelah.
Sebetulnya pikiran sudah lelah dan butuh istirahat namun dorongan kuat untuk terus melompat sangatlah spektakuler. Sebagaimana sun go kong yang sedang kehilangan kendali, malapetaka akan terjadi satu per satu. Inilah yang disebut pikiran acak, inilah pikiran mengembara yang alih-alih menyebabkan manusia merasa lelah mental dan fisik.
Istirahatkan pikiran
Mencurahkan perhatian pada satu objek membawa pikiran terjangkar pada objek tersebut, sama seperti sebuah perahu yang dijangkarkan di suatu tempat, jangkar akan tertancap ke bawah sehingga perahu tidak akan terhanyut. Pikiran yang terjangkar pada suatu objek tidak akan terhanyut oleh pikiran-pikiran acak dan pikiran-pikiran mengembara. Perahu bisa istirahat pada satu tempat, dan demikian juga pikiran istirahat pada satu objek.
Pikiran yang istirahat pada satu objek berarti tidak melompat-lompat, inilah teknik berhenti, inilah samatha. Dalam keadaan demikian disebut sebagai badan jasmani dan pikiran sedang bersatu padu manunggal. Badan dan pikiran terlalu sering berpisah, perpisahan itu ditenggarai oleh berbagai jenis kebiasaan atau habit yang sudah menjadi pola hidup seseorang.
Pikiran dan badan jasmani sering tidak mau bersama-sama, mereka mau jalan masing-masing, mereka sering “cerai”, hal ini bertolak belakang dengan prinsip meditasi yaitu pikiran dan badan saling berkolaborasi menjadi satu-kesatuan, suatu fenomena yang perlu kita cari tahu kenapa mereka lebih senang berpisah daripada bersatu?
Ketahuilah bahwa tidak perlu upaya luar biasa untuk menyatukan badan jasmani dan pikiran, cukup tarik dan hembuskan napas dan sadari napas itu apa adanya, seketika itu juga pikiran sudah bersatu dengan napas, aku adalah napas dan napas adalah aku, tiada perbedaan lagi antara napas dan aku. Hadir di sini dan saat ini disebut eling dan waspada.
Menyiapkan Hidangan
Meditasi sebagaimana memasak, seorang chef kawakan tahu persis tentang berbagai jenis sayuran, dia juga tahu tentang bumbu-bumbu apa saja yang dibutuhkan untuk memasak sebuah hidangan. Seorang praktisi juga tahu elemen-elemen penting ada dalam meditasi, seperti postur tubuh, posisi duduk, jalan, berdiri, dan baring, bagian bahu, leher, kepala, mata, dan lidah. Bagaimana mengharmoniskan elemen-elemen itu seperti sang chef mengharmoniskan sayuran dan bumbu.
Mereka yang sudah mengerti akan menyalakan kompor, menuangkan minyak, memasukkan sayur, kemudian mencampurkan bumbu sesuai takaran pada waktu tepat, semua elemen itu dicampurkan menjadi satu kesatuan sehingga menghasilkan hidangan enak yang nantinya bisa disajikan. Sekedar hafal akan langkah-langkah memasak saja sudah bagus sekali, namun belumlah cukup.
Perahu bisa istirahat pada satu tempat, dan demikian juga pikiran istirahat pada satu objek
Hasil dari memasak adalah sajian yang lezat, lapar pun terpuaskan. Hasil meditasi juga demikian, makanan lezat yang bisa memuaskan lapar batin. Sudah berapa lama batin Anda kelaparan? Bisa jadi kelaparan menahun, atau barangkali ia diberi makan namun malnutrisi, karena memakan toksin-toksin dari internet, surat kabar, social media dll, akibatnya batin menjadi semakin sekarat.
Makanan Sehat dari Meditasi
Sungguh kasihan jika batin dibiarkan kelaparan, lama kelamaan batin menjadi sakit, stamina mulai menurun drastis, berbagai jenis penyakit mudah menyergap, sebut saja kesal, frustasi, stress, kecewa, dongkol, dan lain-lain. Jangan biarkan batinmu kelaparan, berilah dia makanan setiap hari, berikanlah dia makanan sehat, makanan sehat bisa diproduksi lewat meditasi rutin, niscaya batin akan pelan-pelan sembuh dan nantinya semakin jernih.
Suatu ketika, seorang guru zen mengisahkan pengalamannya dalam memasak. Memasak merupakan sebuah seni, perlu dilakukan dengan energi positif, senyum, dan sebuah hati yang tulus, maka itulah bumbu tambahan bagi masakannya. Demikian juga jika ada yang memasak capcai dengan pikiran kesal, marah, dan frustasi, maka itu adalah bumbu tambahan bagi capcai. Orang yang memakan capcai itu juga ikut memakan bumbu tambahan itu, jadi bumbu tambahan apa yang ingin dicampurkan dalam capcai itu? Anda boleh memilih.
Meditasi bisa menjadi aktivitas menghasilkan makanan sehat seperti kesabaran, keterjagaan, kewaspadaan, pikiran jernih. Meditasi menyirami benih-benih positif seperti cinta kasih dan welas asih, membantu manusia untuk melihat dari perspektif berbeda atas suatu masalah. Meditasi juga mengurangi kelelahan pikiran bahkan mengurangi kelelahan fisik, buktinya banyak yang mengeluh bahwa ketika mulai meditasi duduk dia langsung ketiduran, itu juga suatu pencapain bagus karena kelelahan fisik terbayarkan oleh aksi meditasi.
Pelaksanaan Nyata
Pengetahuan tentang langkah demi langkah memasak belumlah cukup, mutlak perlu ada pelaksanaan nyata. Demikian juga meditasi, informasi yang dibaca dari internet, dari buku, pengetahuan meditasi yang diperoleh dari mendengar dari meditator itu sudah bagus, namun apabila tidak diterapkan maka tidak akan menghadirkan hidangan bagi batin.
Meditasi seperti aksi chef memasak, meditasi merupakan pelaksanaan nyata, memasak juga merupakan pelaksanaan nyata. Manusia yang hobi wacana saja tidak akan pernah tiba di tujuan, karena dia sibuk sana-sini terus berwacana sehingga lupa melangkah, makanya tidak pernah tiba. Jika ingin tiba di tujuan maka marilah melangkah, jangan tunggu esok karena esok belum tentu hadir untukmu, kadang sang raja maut lebih cepat datang menjemput sebelum esok pagi menyingsing.
Konsep-konsep jelimet perlu diletakkan satu per satu, cukup mulai dari sesuatu yang sederhana, hanya menyadari ini adalah napas masuk dan ini adalah napas keluar, izinkan napas bertugas sebagai jangkar agar perahu tidak terombang ambing. Napas membantu pikiran tidak terombang-ambing, napas menjernihkan batin, dan napas mengantarkan kita pada pintu kejernihan batin sejati, napas membawa makanan sehat untuk batinmu.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.
terima kasih artikelnya bagus sekali