Zaman sekarang, semua orang sibuk, karena kerja di kantor menumpuk, stress, dan banyak complaint dari berbagai tempat, sehingga kita terlambat makan siang; kita sangat lelah dan ketika bangun pagi, kita merasa kurang tidur, batin kita lelah dan kurang siap bekerja, kita bahkan binggung sendiri, kemudian buru-buru pergi ke kantor, mereka yang sebagai bussinessman, pekerja, yang duduk di depan komputer, berhubungan dengan angka, uang, berhadapan dengan manusia, semua memainkan peran masing-masing dengan pikiran stress, sedikit saja muncul situasi yang bisa menyulut, pekerjaan tidak selesai, kemudian ditambah dengan perasaan lapar, maka kemungkinan besar KEMARAHAN akan muncul.
Setelah itu kita pulang ke kost atau rumah, meninggalkan setumpuk kerjaan yang belum selesai, mungkin hal yang paling ingin kita dapatkan adalah “massage”, nonton, mandi spa, siap-siap untuk makan makanan enak, dan kondisi begini kemungkinan besar KEMELEKATAN akan muncul.
Shantideva, Vasubhandu, Jey Tsongkhapa
Santideva dalam Bodhicarya-avatara menyebutkan: ada 3 hal yang perlu kita diperhatikan, kewaspadaan, mental yang terjaga, kecenderungan batin. Kewaspadaan adalah mengetahui apakah sesuatu itu bajik atau tidak, dan simpanlah dalam batin; mental yang terjaga adalah perhatian terhadap apa yang sedang kita kerjakan; dan kecenderungan batin adalah mendorong diri sendiri berbuat kebajikan dan menarik diri kita kembali ketika sadar sedang berbuat ketidakbajikan.
Vasubhandu mengatakan bahwa semua makhluk memiliki kemelekatan terhadap objek-objek eksternal, manusia melekat pada semua objek, dan binatang mekekat pada objek-objek tertentu, ikan melekat pada umpan yang membuat ia menderita, kijang melekat pada bunyi seruling yang membuat ia terperangkap, dll.
Jey Tsongkhapa mengatakan kemelekatan kita terhadap objek-objek eksternal maupun internal yang membuat kita terikat erat dalam samsara.
Pengendalian Mental
Semua ajaran Buddha memungkinkan kita untuk memperoleh tingkat pengendalian mental, sehingga kita bisa meletakkan mental kita ditempat yang kita inginkan, bukanlah kita dikendalikan oleh mental, tapi kita-lah seharusnya menjadi pengendali mental kita sendiri, menjadi penguasa mental.
Tiga racun ini telah bersama kita sangat lama, ia telah menjadi sahabat dekat kita, bahkan mereka mengaku sahabat paling baik, namun setiap kali mereka berbuat kekacauan, kita tidak sadar mereka-lah ‘biang keladinya’, dan mereka juga enggan pergi, karena kita selalu tidak rela membiarkan mereka pergi, karena kita sudah sangat terbiasa bersama mereka, kita juga melekat pada mereka, seperti nafsu; nafsu cinta selalu bercampur dengan kemelekatan, apakah ini bisa membuat kita memunculkan welas asih? Apakah kemelekatan secara umum juga memberi manfaat? Mari kita renungkan bersama-sama.
Waspadalah
Kita butuh seseorang yang datang kepada kita untuk memberitahu dan menjelaskan ini, melihat sahabat-sahabat bertopeng dalam diri kita, kemudian kita menguji penjelasan itu apakah benar atau tidak, kemudian kita baru bisa secara perlahan-lahan merubah cara berpandang kita, merubah pandangan kita, kemudian lebih waspada terhadap tiga sahabat bertopeng itu. Mereka tentu saja tidak akan bilang, “Oyah, kita sudah lama tinggal bersama anda, dan sekarang tiba saatnya bagi kita untuk pergi meninggalkan anda”, jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengusir mereka, tentu saja mereka akan tetap berada dalam batin kita, sebagai kaki tangan sang kekotoran batin, sang komando.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.