Pendekatan pengajaran meditasi mulai berubah sedikit demi sedikit, beberapa reformasi juga telah dilakukan. Bagi Anda yang sudah pernah mengikuti program meditasi tentu saja sudah tahu beberapa teknik. Hindarilah menganggap satu metode lebih baik daripada metode lain, karena yang ada hanyalah metode tertentu lebih sesuai dengan karakter orang tertentu, atau juga ada orang yang mempraktikkan metode tertentu sekian lama dan kemudian merasakan metode tersebut cocok.
Ada orang yang merasa manfaat lewat program meditasi A, kemudian dia enggan mengikuti program meditasi B, bahkan dia menyimpulkan bahwa program meditasi A adalah yang terbaik dan mencoba untuk memberitahu orang lain bahkan kadang terkesan memaksakan. Niatnya terdengar baik namun ia tidak sadar menyebabkan ketidaknyaman, konflik juga sering muncul dari situ, bahkan persahabatan juga bisa retak.
Bermain game
Suatu ketika saya diundang ke Wihara Dhammasuka untuk berbagi Dharma. Saya datang lebih awal dan duduk santai di ruang tamu. Beberapa pengurus yang sedang berdiskusi, lalu saya melihat seorang anak yang terus menerus memencet smartphone-nya dan sambil bicara. Kontan saya bertanya, “Kamu lagi ngapain?” “Lagi main game, bhante” “Game apa itu hanya pencet-pencet doang tanpa lihat layarnya?” “Iya bisa, ini game-nya cuman pencet-pencet doang sebanyak-banyaknya, bhante” “Namanya game-nya apa?” “Tahu bulat”.
Game selalu ada inovasi baru, jadi tidak heran selalu ada game baru bermunculan. Waktu saya masih kecil ada ATARI, NITENDO, dan SEGA. Kualitas game-nya juga semakin lama semakin bagus. Waktu kuliah saya main beberapa game sederhana seperti PACMAN, pernah main kan? Atau TETRIS pasti pernah kan? Saya merasa beruntung karena bukan termasuk orang yang terlalu doyan main game elektronik, tapi saya lebih senang bermain game di luar sana.
Saya masih ingat main game petak umpet, senangnya berlari-lari di lapangan hanya untuk menerbangkan layang-layang dan itu pun layang-layang buatan sendiri dengan berbekal pisau, bambu, benang, kertas, dan nasi. Loh, kok nasi? Nah itulah hebatnya, nasi sebagai pengganti lem. Membuat satu layang-layang butuh waktu lama dan seru.
Anda pernah main mobil-mobilan? Zaman sekarang mobil-mobilan bisa dibeli dengan mudah yang ready made di mall. Waktu saya kecil, mobil-mobilan harus dibuat sendiri, saya menggunakan bambu kecil atau kayu kecil, kemudian diikat menjadi kerangka mobil, menggunakan kaleng susu kental yang dibolongin sebagai roda mobil. Tak lupa memasangkan seutas tali agar mobilnya bisa ditarik, demikianlah mobil-mobilan waktu itu.
Game juga konsumsi
Game zaman sekarang sungguhlah mengenaskan. Saya kadang miris melihat game yang berisi pembunuhan, kadang saya merasa game demikian seperti sedang melatih anak-anak muda menjadi “teroris”. Menurut psikologi buddhis bahwa apa yang kita konsumsi lewat mata dan telinga akan tersimpan dalam gudang kesadaran, konsep yang tersimpan itu akan muncul secara berkala. Ada orang yang merasa bahagia dan puas ketika berhasil membunuh di dalam game tersebut, ironis bukan?
Saya bukanlah orang yang menentang game, namun tampaknya sudah saatnya remaja mulai lebih sadar akan efek dari game seperti itu. Orangtua juga perlu berkomunikasi secara baik kepada anak agar bisa memilah game seperti apa yang sehat dan game seperti apa yang tidak sehat. Orangtua hendaknya jangan menggunakan otoritas untuk memaksa, namun gunakanlah bahasa kasih dan komunikasi positif agar anak juga bisa merenungkannya, otoritas orangtua tetap perlu digunakan namun perlu kasih sayang dan kebijaksanaan. Tampaknya orangtua dan anak perlu pakta perjanjian tentang penggunaan gadgets dan game.
Game tahu bulat ini cukup menarik, pencipta game tersebut saya kenal baik, mereka adalah kakak adik yang bernama Eldwin dan Jefvin. Waktu saya masih kuliah di Bandung dan aktif di Wihara Vimala Dharma, saya sering bertemu mereka. Saya masih ingat Jefvin yang suka lari-lari di wihara, setiap kali dipanggil dia pasti langsung kabur, tak disangka anak itu menyimpan bakat luar biasa. Eldwin juga termasuk anak hebat, pernah sekali saya berkunjung ke rumahnya, saya melihat sederet piala dan penghargaan di rumahnya. Saya tanya ke mamanya, “loh kok banyak sekali piala dan penghargaan?” Kata mamanya “Oh itu hasil juara menggambar si Eldwin.” Jadi tidak heran mereka bisa menghasilkan game menarik.
Game sehat
Saya pikir perlu ada game yang bisa membantu seseorang menjadi lebih bijak, lebih baik, dan lebih sabar. Saya yakin game seperti itu yang kita butuhkan saat ini. Kita butuh game yang menyampaikan kata-kata bijak dan inspiratif, sehingga ketika orang bermain game tersebut bisa mendapatkan manfaat bukan malahan mendapatkan mudarat. Ada orang yang bahkan begitu tersedot oleh game dan melupakan waktu kemudian tidak mengerjakan PR atau tugas lainnya.
Semoga nanti ada game yang memberikan manfaat lebih besar sehingga bisa menyirami benih-benih positif setiap orang yang memainkan game tersebut. Dunia ini sudah terlalu banyak game negatif. Dunia ini butuh game yang lebih sehat, game yang mendidik, dan game yang tetap seru dan semua kalangan bisa menikmatinya.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.
klo mau game sehat ya pokemon Go..
hahahaha
Bro, kalai pokemon go game yg merisaukan. Terjadi kecelakaan di saat bermain game ini haha.