Hari Kesembilan: Santai

Kembali lagi hari Senin, senang sekali karena setelah kemarin sibuk seharian, hari ini bisa santai dan bangun agak siang, karena terlalu dingin saya tidak bangun untuk sarapan, jadi menikmati hangat dibalik selimut.
Bangun sekitar pukul 8 pagi, kemudian pergi ruang cuci jubah, nangkring di sana sekitar 1.5 jam, jubah tinggal di masukkan ke dalam mesin cuci lalu tinggal nunggu selesai, karena tidak tahu mau ngapain jadi baca buku di perpus yang tidak jauh dari situ, tiba-tiba aku ingat minggu lalu Duc Trang memasak sisa makanan Thay yang tidak habis, jadi aku langsung kembali ke Dharma Breeze, menuju kamar Duc Trang yang bersebelahan dengan kamarku, ternyata benar dugaanku, mereka memasak makanan enak walaupun itu sisa makanan tadi malam, tapi ketika aku tiba roti tinggal sepotong dan masih ada tahu remes dengan saus soya yang wangi sekali, mereka ketawa-ketawa bilang, “telat luh, uda mau habis haha”, akhirnya saya santap habis satu potong roti dan tahu remes, ternyata Duc Trang ada satu bungkus kue bolu, entah dia beli di mana, kita makan bersama.

Lazy berlalu dengan betul-betul lazy, santai-santai tanpa jadwal, mau baca buku, masak, berkebun, jalan-jalan, meditasi, terserah masing-masing. Setelah kengyang, saya pergi motret gedung-gedung dan pemandangan indah di upper hamlet, setelah itu makan siang, dan kemudian kembali ke kamar buat terjemahan naskah Thay yang berjudul “Kisah Quam Am Thi Kinh”, indah sekali ceritanya, walaupun ada bagian yang betul-betul membuat hatiku sedih dan jantung berdebar-debar, namun memberi pelajaran yang sangat berharga, rencananya akan di terbitkan di blog, silakan cek weblogku nanti.

Makan malam itu rasanya tidak ingin makan, tapi Myong An Sunim dari malaysia minta ditemani, jadi saya bareng dia ke ruang makan, dan semua orang sudah berkumpul di sana tinggal menunggu bel makan, dan ternyata hari itu disipakan mie rebus, perut rada keroncongan, akhirnya ikutan makan, ternyata hari itu ada salah satu peserta retret yang ulang tahun, jadi dia khusus masak mie rebus untuk kita semua, kita sama-sama menyanyikan lagu ulang tahun buat dia, dan ternyata dia adalah kakak laki-laki dari Br. Phap Dung, kepala wihara Deerpark di Amerika.

Persiapan makanan

Setelah makan malam ada presentasi sila samanera di zendo, tapi sebelum pergi ke zendo, Br. Phap Yue yang bertugas foto, urusan publikasi, film dan sebagainya mengajak aku ke tempat kerjanya minum teh bersama, kita ngobrol-ngobrol, kita sudah pernah bertemu di Hanoi, kemudian bertemu lagi di India cuman tidak kenal dekat makanya dia ngajak minum bersama dan ngobrol menjalin hubungan baik, kemudian ada beberapa orang juga datang, dan akhirnya kita minum teh bersama dan ngobrol-ngobrol, presentasi sila sudah hampir mulai jadi saya pergi ke zendo bersama samanera yang lain untuk mengikuti kelas.

Thay Phap Due (biksu unik)

Thay Phap Due (biksu unik)

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.