Hidup Waras Bukan Abadi

Jenderal Iskandar, itulah namanya. Sang ahli strategi perang, hampir tidak pernah kalah. Tangannya berlumuran darah, rakyat jelata menjadi korban akibat perang. Sang jenderal bangga karena teritori jajahannya semakin hari semakin luas.

Dia didukung oleh banyak komandan perang hebat. Dari waktu ke waktu ada saja komandan yang dieksekusi karena dianggap tidak loyal walaupun komandan itu sangat berjasa. Sang jenderal sengaja melakukannya sebagai peringatan kepada yang lain agar jangan coba-coba membelot.

Begitu gampang dia mengeksekusi mati komandan, begitu juga banyak nyawa rakyat jelata melayang akibat perang, namun dia sendiri tidak sudi mati. Dia mendengar kabar tentang yogi India yang bisa hidup abadi, oleh karena itulah dia menyerbu India demi mendapatkan ilmu hidup abadi itu.

Dia kirim beberapa komandan untuk mencari tahu. Bertemulah mereka dengan seorang yogi telanjang yang bermeditasi di bawah pohon. Komandan perang langsung bilang, “Hei yogi, kamu ikut kami, Jenderal Iskandar mau ketemu Anda.

Yogi itu ketawa, “Saya di sini saja, tidak akan ikut Anda pergi.

Salah satu komandan menghunus pedangnya lalu mengancam memenggal lehernya. Perlu diketahui, rata-rata komandan ini ganas, membunuh manusia kadang tidak berpikir dua kali. Komandan itu berang, “Jika kamu tidak mau ikut, saya penggal kepalamu!

Yogi itu jawab, “Pekerjaan saya sudah beres, kalau Anda mau penggal kepalaku, silakan saja. Mungkin Anda bisa ambil kepala saya, tapi Anda tidak akan pernah bisa mengambil isi kepala saya.

Para komandan terkejut, mereka belum pernah bertemu dengan manusia seperti ini, tidak takut diteror sama sekali. Mereka membatin, “Jangan-jangan inilah yogi abadi!

Komandan itu menyarungkan kembali pedangnya lalu mencoba membujuk baik-baik, “Marilah ikut kami, ini undangan dari Jenderal Iskandar.

Dia yang butuh, maka dialah yang datang ke sini. Jika dia ingin hidup abadi, saya punya caranya”, sergah sang yogi dengan mantap.

Para komandan akhirnya yakin inilah orangnya. Mereka pulang untuk melapor kepada jenderal bahwa sang yogi abadi sudah ditemukan, tapi jenderal harus ke sana bertemu dia.

Jenderal Iskandar sendiri datang bertemu dengan yogi abadi itu, masih duduk di atas kuda, jenderal bertanya, “Anda tahu cara hidup abadi? Ajarkan saya.

Yogi membalas, “Pertama, turunlah dari kuda duluan.” Jenderal Iskandar turun dari kuda lalu mengulang sekali lagi permintaanya, “Saya ingin tahu cara hidup abadi, mohon ajarkan saya.

Yogi ini sudah tahu, penjelasan apa pun tampaknya tidak akan berhasil, lantas dia jawab, “Tentu saja, saya akan menunjukkan cara untuk hidup abadi.” Yogi itu memberikan peta dan petunjuk menuju hutan belantara, “Ikuti semua petunjuk ini dan Anda akan menemukan sebuah gua yang di dalamnya ada kolam yang berisi air suci. Cukup minum sedikit saja, Anda akan hidup abadi.

Jenderal Iskandar bersama beberapa komandannya menelusuri peta sesuai petunjuk yogi itu. Selama tiga hari tiga malam tibalah di titik yang sudah dekat destinasi. Dia berpikir, jika para komandan ini juga minum air suci, maka dunia ini akan ada banyak manusia abadi. Kalau mereka menjadi manusia abadi, repot juga nanti.

Lalu dia memerintahkan para komandannya tetap tinggal di situ, dia sendirian pergi ke gua itu. Sampailah dia di gua itu dan benar ada kolam berisi air jernih. Dia berlari langsung menciduk pakai tangannya. Sebelum dia sempat meneguk, ada seekor gagak di seberang kolam itu berteriak, “Tunggu!

Dia kaget dan melihat burung gagak itu, air pun mengalir turun dari tangannya. Burung gagak itu bilang, “Jutaan tahun lalu saya meneguk air suci ini. Sekarang saya tidak bisa mati, saya hanya duduk di sini tiada akhirnya. Mau bunuh diri saja tidak bisa. Tak banyak yang bisa saya lakukan.

Saya melihat begitu banyak generasi demi generasi mati, tapi saya tidak bisa mati. Apakah engkau mau berujung senasib seperti saya?

Jenderal terdiam sejenak, hanya melihat air suci di depannya dan burung gagak di seberang sana. Akhirnya dia tercerahkan, dia pergi tanpa meminum air suci itu.

Jadi, ketahuilah, kabar gembiranya adalah Anda akan mati suatu hari nanti. Coba bayangkan apa yang akan terjadi padamu jika kamu tidak bisa mati? Oleh karena itu, hiduplah dengan penuh makna beserta semua potensi yang ada pada saat ini.

Kematian bisa saja datang besok pagi. Kalau kamu sadar betul-betul sadar akan hal ini, masihkah kamu mau ribut sama orang lain? Atau melakukan hal-hal bodoh yang tidak memberikan manfaat sama sekali?

Jika Anda tahu besok Anda akan mati, maka hari ini Anda akan melakukan hal-hal yang sangat bermanfaat, hidupmu menjadi begitu bermakna; tidak ada waktu untuk ribut sama orang lain dan melakukan hal-hal bodoh.

Jika Anda berkesimpulan bahwa kematian adalah sesuatu yang meyedihkan, lalu keabadian itu membahagiakan? Mohon renungkanlah baik-baik. Jenderal Iskandar saja batal meneguk air suci itu. Ingatlah bahwa, meditasi itu untuk menjadikan hidup Anda waras bukan untuk hidup abadi.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.