Suatu hari, seorang ahli Vinaya bertanya kepada Zen Master Dazhu Huihai, “Apakah ada Hal penting yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin mencapai pencerahan?”
“Ada”, jawab Dazhu.
“Mohon ajarkan saya”, pinta sang ahli Vinaya.
Dazhu dengan santai menjawab, “Kalau lapar, makan! Kalau lelah, tidur!”
Sang ahli Vinaya mengeryitkan dahinya, sambil tidak percaya apa yang barusan didengarnya. Ia bertanya, “Tapi, semua orang melakukannya. Anda juga begitu. Tak ada bedanya dengan manusia awam pada umumnya.”
Dazhu langsung menyahut, “Tentu saja berbeda”.
“Lantas, bedanya apa?” sang ahli Vinaya terheran-heran.
“Manusia pada umumnya, ketika mereka makan, pikirannya sibuk oleh 1001 jenis fantasi. Ketika mereka tidur, pikirannya penuh dengan pikiran-pikiran tidak berguna.”
Kisahnya sederhana, namun mengandung makna sangat dalam. Makan dan tidur adalah rutinitas sehari-hari. Nyaris tidak memberi pengaruh apa pun kecuali rasa kenyang dan rasa semakin lelah.
Ketika Anda menyantap makanan tentu saja kenyang. Tunggu dulu, kadang perut sudah kenyang tapi mata dan mulut masih belum kenyang. Jadi Anda terus menjejalkan makanan ke dalam perut. Kasihan tuh perut menjadi korban akibat mata dan mulut. Itulah yang disebut Dazhu 1001 jenis fantasi pikiran saat menyantap makanan.
Ketika Anda tidur, seharusnya menjadi segar bugar. Namun, banyak orang mengeluh bahwa kualitas tidurnya jelek. Setelah 8 jam tidur, malah terasa sangat lelah. Banyak orang sebelum tidur membanjiri pikirannya dengan pikiran tidak berguna. Apalagi ditambah dengan hiburan dan komunikasi gawai saat ini.
Otomatisasi
Tak lama lagi, manusia akan tergeser. Otomatisasi dan Intelegensia artifisial mulai mengambil alih sebagian besar tugas manusia. Mereka yang kerja kantoran semakin hari semakin berantakan jam makan dan istirahatnya. Bersyukur kalau kantor Anda selalu TENGGO (kalau sudah dengar suara TENG maka boleh GO).
Siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Mirip apa ya? Kalong! Manusia yang senangnya tidur subuh, kualitas tidurnya jelek, dan pagi-pagi harus bangun untuk ke kantor. Membuat emosi tidak stabil. Manusia seperti ini akan “balas-dendam” pada hari sabtu dan minggu. Tidur sekalian sampai matahari sudah di atas kepala.
Catat Saja
Hidup penuh dengan ironis. Marilah periksa kembali. Anda ini robot? Boneka? Atau manusia? Okelah, jawaban Anda: Manusia. Lalu apakah manusia yang sering sadar atau sering lupa? Saya ingat ada seorang praktisi meditasi bertanya kepada Zen Master kondang, dia mengeluh kalau memorinya seolah-olah semakin merosot, bahkan 5 menit lalu menaruh kunci di mana pun sudah lupa. Dia butuh beberapa jam untuk bongkar sana-sini untuk menemukan bahwa kuncinya masih tertancap di pintu depan.
Zen Master sambil senyum bilang, “Zaman sekarang (now), banyak hal yang ingin Anda lakukan, karena saking banyaknya lalu Anda juga melupakan ini dan itu. Dunia ini ada sesuatu yang namanya ‘notebook‘ (buku catatan), barangkali Anda boleh mempertimbangkan untuk mencatat hal-hal yang ingin Anda lakukan di notebook itu, agar hidup Anda lebih teratur.”
Gawai sudah sangat canggih. Manfaatkanlah kecanggihan itu, bukan hanya untuk main Mobile Legend saja! Google Calendar tampaknya sangat bermanfaat, silakan catat dan atur notifikasi. Hal-hal kecil seperti daftar belanja, daftar tugas, deadline proyek, PR, bahkan janji temu juga bisa diatur dengan mudah.
Alur Hidup
Ada sebuah latihan. Namanya Hari Hidup Sadar (Day of Mindfulness) yang disingkat menjadi DOM. Kegiatan ini didesain sedemikian rupa sehingga bisa menjadi bagian dari alur hidup sehari-hari. Meditasi tidak perlu merubah alur hidupmu, tidak perlu merubah apa pun. Tapi meditasi merubah kesadaran dan kewaspadaanmu terhadap apa pun yang sedang hadir di depanmu persis.
Ada sebuah latihan namanya relaksasi total. Ini dia latihan paling favorite. Mengapa? Karena manusia hobi menggerus badannya dari senin sampai jumat. Badan menjadi aus, emosi naik turun seperti rollercoaster. Tak heran kalau sedikit-sedikit ingin menyemprot orang lain, baper, kesal, dan isinya komplain terus. Setelah mengikuti sesi relaksasi total, dia merasa sembuh, aneh bin ajaib.
Ada latihan lain namanya meditasi makan. Semua peserta diajak untuk makan dengan hening selama 20 menit. Menikmati makanan dengan mengunyah 30 kali. Ketika makan di kantor, satu porsi makanan serasa kurang, tapi ketika meditasi makan, satu porsi makanan serasa pas dan puas.
Empat K
Ada empat K yang menjadi masalah yang sering dihadapi manusia zaman sekarang. Yang pertama adalah Kelaparan. Mata lapar, telinga lapar, mulut lapar, sementara perut sudah kenyang. Inilah sering menjadi sumber obesitas dan penyakit.
K selanjutnya adalah Kelelahan. Badan sudah lowbat, tetapi masih betah di depan gawai. Mengacuhkan sinyal lelah dari badan. Akibatnya kualitas tidur juga memburuk. Besok pagi bangun dengan stamina rendah yang ujung-ujungnya membuat emosi labil.
K berikutnya adalah Kemarahan. Ketahuilah bahwa kelelahan menjadi faktor kontribusi besar bagi kemarahan. Saya banyak melihat orang kesal dan marah gara-gara lapar, wajah berubah menjadi sanggar! Apalagi pas perutnya sudah lapar, tiba-tiba bos memanggil dengan alasan ada meeting super urgent, bagaimana rasanya? Ingin menyemburkan api?
K terakhir, Kesepian. inilah masalah utama generasi yang serba connected. Teman di medsos sangat banyak, tapi setiap kali ketemu orang secara tatap muka malah menjadi canggung. Dia bisa mengetik dengan lancar lewat WA (baca: WhatsApp), tapi entah kenapa ketika berbicara langsung dengan teman itu serasa hambar. Mengapa? Karena dia merasa nyaman di layar sentuh gawai saja.
Wahai kawan, kelau lapar, makan, kalau lelah, tidur! Kalau makan, makanlah, kalau tidur, tidurlah. Sehingga hal biasa seperti makan dan tidur menjadi sesuatu yang luar biasa.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.
Menarik sekali kegiatannya. Kalau dipikir pikir hidup ya sesimpel itu ya. Lapar makan, lelah ya tidur