Percayakah Anda bahwa sumber segala sumber masalah berasal dari tindakan kita yang telah terkontaminasi oleh kekotoran batin?
Percayakan Anda bahwa kekotoran batin berasal dari tiga racun yang menjalar diseluruh batin kita?
Tiga racun itu adalah kemelekatan, kemarahan, dan ketidaktahuan.
Setelah tahu tiga racun adalah sumbernya, perlukah kita mulai mengikisnya sedikit demi sedikit?
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa kita perlu mengikisnya? Karena semua itu adalah sumber penderitaan bagi kita, semua makhluk tidak ingin menderita, kita semua ingin bahagia, oleh karena itulah kita perlu mengikisnya.
Pertanyaan akan berlanjut menjadi bagaimana kita mengikisnya?
Megikis Tigas Racun
Untuk mengikis tiga racun, tentu saja tidak perlu dengan memaksa diri kita untuk melakukannya, karena kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun dari memaksa diri sendiri untuk melakukan sesuatu, kita tidak perlu ‘memeras’ kekotoran batin untuk mengeluarkannya dari batin kita. Cara terbaik adalah berdamailah dengan mereka, pelajarilah bagaimana gaya-gaya mereka beraksi, kemudian gunakanlah obat penawar yang tepat, baru bisa mencabut sampai ke akar-akarnya.
Tiga racun sangat mudah muncul, stimulus eksternal apa pun akan membuat mereka meledak, tiga racun telah merampas semua ketenangan kita, mereka telah merampas semua kesempatan kita untuk memperolah kehabagiaan sementara maupun kebahagiaan tertinggi. Lantas obat penawar seperti apa yang kita butuhkan? Kapan waktu yang paling rawan? kapan mereka muncul dalam diri kita?
Tiga racun datang dengan memakai topeng, mereka tampak sebagai sahabat terbaik kita, namun mereka selalu siap sedia membuat kekacauan jika ada pemicu dari luar, oleh karena itu berhati-hatilah jika berhadapan dengan mereka.
Kemelekatan
Kemelekatan akan muncul apabila melihat sesuatu yang indah, dan timbul perasaan kuat untuk memilikinya, kemudian jika kita tidak mendapatkannya, maka kemelekatan kita akan tambah besar, dan membesar. Untuk sedikit meredam kemelekatan, kita bisa merenungkan sisi sebaliknya, sisi jeleknya sesuatu. Untuk meredam kemaharan kita merenungkan welas asih.
Ketidaktahuan
Bermula dari ketidaktahuan, muncullah kemelekatan dan kemarahan, kemudian menyulut terjadinya kekotoran batin, dan akhirnya kita melakukan tindakan yang didasari oleh kekotoran batin, dan ini yang menciptakan karma buruk yang membuat kita bagaikan seseorang yang terikat rantai baja yang sangat sulit kita lepaskan, membuat kita terjebak dalam samsara.
Ketidaktahuan memang sumber paling utama, bagaikan ruang gelap, kita tidak bisa melihat apa pun. Belajar adalah bagaikan pelita, ia menerangi ruang gelap, ia menerangkan batin kita dari kegelapan, setelah ruang mulai sedikit terang, kita baru bisa melihat bahwa, di lantai banyak paku, banyak ranjau, dll; kita bisa menghindari semua itu, menghindari derita fisik dan mental, untuk mencari pintu keluar.
Sumber Derita
Bagaimana ketidaktahuan, kemelekatan, dan kemaharan membuat kita menderita?
Tidak mendapatkan apa yang kita inginkan akan menyebabkan kemelekatan bertambah besar, dan walaupun kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, pada momen pertama kita memperolehnya, perpisahan mulai terjadi, derita umumnya muncul ketika kita tidak mendapatkannya, dan derita juga muncul ketika telah mendapatkannya, karena sesuatu yang kita peroleh; akan mulai rusak, mulai menjadi incaran orang lain, mulai hancur sedikit demi sedikit. Begitu juga kehidupan, sesaat terjadi pembuahan dalam rahim ibu, penuaan sudah mulai terjadi pada momen itu juga.
Kemarahan muncul ketika kita tidak mampu membuat seseorang tunduk pada kita, ketidaktahuan muncul karena kita tidak mengerti segala sesuatu, tidak bisa melihat apa pun, karena kita berada dalam kamar yang gelap, kamar ini telah gelap ratusan, ribuan, jutaan tahun, bahkan entah sejak kapan mulainya, sehingga kita tidak tahu harus berbuat apa.
Dengan dibonsai oleh tiga racun ini, kita tidak bisa melihat adanya penderitaan dalam diri kita, kita tidak sadar betapa besarnya rasa derita yang muncul dalam diri kita, dan karena kita tidak tahu, tentu saja kita tidak berniat untuk menyingkirkan penderitaan sama sekali.
Sahabat?
Ekstrem menyiksa diri bukanlah cara untuk mengikis kekotoran batin, menyiksa diri hanya akan memicu terjadinya kemarahan, terlalu bersantai-santai juga membuat mereka meraja-rela, lantas apa yang perlu kita lakukan? Mulailah pelajari bagaimana sistem kerja tiga racun, mengertilah bagaimana mereka berfungsi, lihatlah mereka ada dalam diri kita, ingat mereka mengenakan topeng yang bertuliskan, “Aku sohib karibmu”.
Ada yang bilang, bukankah lebih baik kita menahan derita fisik dengan sabar untuk mengerti kekotoran batin? oh…jangan kuatir, kita tidak perlu dengan sengaja mencari-cari derita fisik untuk berlatih, tapi kita bakal banyak menemukan kesempatan untuk berlatih. Kita tidak akan mencapai apa pun dengan cara memaksakan diri ataupun orang lain, yang ada hanya memunculkan konflik dan kemarahan baru. Kebijaksanaan akan muncul dari belajar dan merenungkan, kemudian menerapkan hasil belajar dan perenungan.
Muncul Bersamaan?
Apakah kemelekatan dan kemarahan dapat muncul bersamaan? Coba kita pikirkan ini, pernahkah kita mengalami kemelekatan dan kemarahan secara simultan pada saat yang bersamaan? Jawabnya adalah TIDAK, namun dua racun itu terjadi saling menyusul, dan dalam selisih yang dekat maupun jauh, karena alaminya dari kemelekatan adalah menginginkan sesuatu, dan alaminya kemarahan adalah penolakan, menjauhi sesuatu, bagaikan air dan api, tidak mungkin disatukan dalam satu tempat bersamaan.
Kesabaran dan cinta kasih berguna untuk meredam kemarahan, memiliki sedikit keinginan dan merasa berkecukupan berguna untuk meredam kemelekatan.
Berbeda dengan ketidaktahuan, ia selalu terjadi berbarengan dengan salah satu dari mereka, ketidaktahuan selalu berbarengan dengan kemelekatan, dan ketidaktahuan selalu berbarengan dengan kemarahan, ketidakhuan menjadi basis bagi kemelekatan dan kemarahan. Ketidaktahuan bagaikan udara, kemarahan bagaikan api, dan kemelekatan bagaikan tanah. Udara terkandung dalam api dan tanah. Pertanyaan yang muncul, apakah mungkin ketiganya terjadi berbarengan? Apakah bisa; udara, api, dan tanah dicemplungkan ke dalam satu tangki? Apa yang terjadi? Apakah akan meledak? Mari kita pikirkan bersama dari sifat-sifat alaminya.
Kemarahan menutup semua pintu kebahagiaan, menciptakan musuh, dan membuat kita semakin jauh dari sahabat kita. Kita semua mengerti dengan baik bahwa tidak ada berkesempatan untuk merasakan kebahagiaan ketika kemarahan muncul, kemarahan merusak hidup kita, kemarahan membakar habis semua kebajikan yang kita kumpulkan dengan bersusah payah.
Semua ini merupakan proses setahap demi setahap, meredam tiga racun memberikan manfaat kepada diri kita, dan juga manfaat untuk orang lain, lantas mengapa tetap saja kita masih banyak memberi pupuk pada tiga racun itu? Karena jejak yang kita tanam pada kehidupan lampau, karena kita malas, karena kita lupa manfaat menyingkirkan racun-racun itu, kita tidak melihat ada derita yang disebabkan racun itu, karena kita berada dalam kamar gelap, karena kita sudah sangat terbiasa dengan kamar gelap. Oleh karena itu kita harus bisa mengenali apabila racun-racun itu muncul dalam batin kita, oleh karena itulah perlunya berlatih kewaspadaan secara terus-menerus.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.