Pertemuan antara pendengar, ajaran, dan guru sangatlah sulit,
tidak peduli apakah siklus kelahiran bisa berakhir atau tidak.
(400 Stanza, 155; Aryadeva)
Pembebasan dari siklus berulang-ulang ini haruslah dibarengkan dengan pengertian terhadap sifat alami sistem kerja semua fenomena, untuk mengerti hal tersebut, kita perlu membuka diri kita, menjadi sebuah cerek yang siap menampung air, kita perlu melewati jalur yang tepat, Buddha telah datang ke dunia ini, oleh karena itu kita perlu menjadi sebuah cerek sesuai, Buddha datang ke dunia ini, dan beliau juga telah membabarkan dharma; ini merupakan tiga elemen yang sangat jarang terjadi, bahkan sangat sulit berkumpul menjadi satu.
Walupun tiga elemen ini sangat sulit dipertemukan, namun hari ini telah menjadi kenyataan, kita berkumpul di sini, menjadi cerek yang siap menerima ajaran, Dharma telah ada, Buddha telah memberikan pelajaran dharma, oleh karena itu kita masih punya harapan untuk melenyapkan penderitaan kita.
Menjadi cerek yang baik itu sepert apa? Anda butuh badan jasmani sebagai manusia, badan jasmani manusia yang memiliki berbagai keuntungan, memiliki linkungan kondusif, terbebaskan dari berbagai penyakit fisik dan mental, kita memiliki delapan jenis kebebasan (empat jenis berkaitan dengan manusia dan empat lagi tidak berkaitan dengan mausia); dan kita menciptakan ketidak-bebasan yang kesembilan yaitu membuat diri kita sibuk, lari sana-sini, gono-gini, kehabisan waktu dan sebagainya. Kemudian kita juga telah memiliki sepuluh jenis berkah (lima berkah yang berkaitan dengan diri kita sendiri dan lima lagi berkaitan dengan pihak lain).
Beberapa hal itu merupakan hal-hal dasar agar kita bisa menjadi cerek yang baik, seorang pendengar yang baik; kemudian kita juga membutuhkan semangat dan minat besar terhadap dharma, daya pikir atau inteligensia, tidak bias, ini melengkapi persyaratan untuk menjadi seorang pendengar yang baik bak sebuah cerek yang siap menerima air.
Elemen kedua adalah Dharma, kita membutuhkan ajaran fundamental, pelajaran tentang eksistensi sejati, pelajaran dan penjelasan tentang alasan mengapa segala fenomena tidak bisa berdiri sendiri, semua fenomena memiliki penyebabnya
Elemen ketiga adalah Buddha, seseorang yang mampu mengkomunikasikan ajaran Dharma tersebut, kita butuh sangha dan guru spiritual untuk mengkomunikasikan ajaran itu. Kita sebagai manusia membutuhkan kebajikan yang luar biasa besar, sehingga semua elemen ini bisa bertemu; dikisahkan bahwa seorang Tathagata tidak-lah mudah muncul di dunia ini, ia bahkan harus menghabiskan tiga maha kalpa, membutuhkan kebajikan yang sangat-sangat banyak sekali, kemudian mencapai pencerahan sempurna. Kita harus menjadi seorang murid yang baik, sebuah cerek yang cocok, ketiga elemen ini bertemu, disitu ada kesempatan untuk melenyapkan penderitaan.
Apakah kita sudah bisa menjadi seorang murid atau pendengar yang baik? Apakah kita memiliki kualitas-kualitas seorang pendengar baik? Anda barangkali berpikir demikian, “Oyah, Buddha sudah datang ke dunia ini, Sangha juga sudah ada, Dharma sudah diajarkan di banyak tempat, nanti deh, nanti saja, sekarang saya sibuk, tunggu nanti saya tua baru belajar dharma!” Aryadeva bilang, “Terlambat sudah!”
Selama ajaran masih tersebar, kita harus berusaha; walaupun Buddha telah mahaparinirvana, namun masih banyak guru-guru yang berkualitas yang bisa memberikan dharma, ketika semua ini bersatu, kemudian kita juga berupaya, maka lenyapnya penderitaan sudah tidak jauh lagi. Pertama-tama kita harus belajar, mempelajari hal-hal fundamental tentang eksistensi fenomena, mulai membiasakan diri dengan pemahaman ini, mengecilkan kemungkinan kekotoran batin berkecamuk dalam batin, jadi ini akan menjadi titik mulai berakhirnya penderitaan, namun bukan akhir dari diri anda sendiri. Apakah anda bahagia apabila mendengar penderitaan mulai berangsur-angsur berakhir?
Samsara adalah badan jasmani kita ini, badan jasmani dan batin kita yang telah terkontaminasi oleh kekotoran batin, samsara bukanlah dunia di sekeliling kita; saat ini kita adalah makhluk biasa, kita dikuasai oleh kekotoran batin, kekotoran batin bisa meraja-lela karena kita belum memiliki pemahaman yang cukup tentang realitas, tentang proses fundamental terjadinya semua fenomena, oleh karena itu penting bagi kita untuk menjadi pendegar yang baik.
Anda kembali akan berkilah “Iyah saya tahu persis, dharma telah tersedia, banyak guru-guru besar yang sangat berkualitas, namun sekarang bukan saatnya, nanti saja deh, saya akan jadi pendengar yang baik di kemudian hari saja, karena sekarang semuanya berjalan dengan baik, bisnis sudah lancar, kerjaan mulai stabil, atau kehidupan akan datang saja saya baru jadi pendengar yang baik”, Aryadeva menyergah, “Jangan sok yakin sekali dengan semua ini, kehidupan akan datang belum-lah pasti anda mendapatkan kelahiran sebagai manusia, walaupun Buddha dan Dharma sudah ada, namun untuk menjadi pendengar yang baik sangatlah tidak mudah!”
Sebagian besar manusia sangat tidak ingin ber-alih dari arah ketidak-bajikan,
Sudah menjadi suatu kepastian bahwa mereka akan terlahir ke alam rendah.
(400 Stanza, 156; Aryadeva)
Sebagian besar manusia pada umumnya, pandangan mata mereka terbutakan, mereka bahkan sering tidak mampu membedakan mana yang bajik dan tidak bajik, mereka dengan spontan melakukan semua jenis perbuatan buruk, manusia umumnya melakukan berbagai perbuatan buruk dan akhirnya harus mendekam di alam-alam rendah, manfaatkanlah sebaik-baiknya semua elemen-elemen itu ketika elemen-elemen itu masih tersedia, ambil-lah ajaran dharma itu menjadi praktik, laksanakanlah dharma segera dan sekarang juga! Kita butuh suatu rasa genting, suatu kebutuhan mendesak (Sense of Urgent!), keadaan yang sudah sangat genting bagaikan rambut di kepala kita sedang kebakaran, mohon pikirkan-lah baik-baik!
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.