Apakah Buddha menganjurkan untuk vegetarian? Mengapa dalam Dhammapada tidak tertulis tentang vegetarian?
India kuno banyak berlatih vegetarian, hingga zaman sekarang bisa terlihat bahwa banyak umat Hindu di India mempraktikkan Vegetarian, tentu saja ada kelompok yang non vegetarian. Buddha dan para muridnya hidup sederhana dengan memperoleh makananan dari meminta dari satu rumah ke rumah berikutnya pada pagi hari (Pindapatta), apa pun yang didapatkan merupakan makanan untuk memperkuat badan jasmani agar bisa terus berlatih hidup sadar, kegiatan ini hanya dilakukan sehari sekali. Sebagian besar makanan yang diperoleh tentu saja sayuran, kacang, kentang, kari dan sebagainya, kadang-kadang juga mendapat persembahan daging, jadi Buddha dan para muridnya berlatih makan apa adanya dari pemberian para sahabat awam.
Masyarakat India juga punya kebiasaan mengundang para petapa untuk makan di rumahnya, contohnya para raja dan hartawan, seperti Raja Bimbisara, Raja Suddhodana, Rasa Ajatasatu, Upasaka Anathapindika, Upasika Wisakha, dan sebagainya. Pada kesempatan ini tentu saja Buddha menasihati mereka untuk memberikan persembahan makanan sederhana dan jangan menimbulkan penderitaan baru dengan membunuh binatang, tentu saja ini berkaitan dengan latihan cinta kasih (metta) dan welas asih (karuna).
Buddha sendiri menjadi contoh yang baik, ketika beliau masih muda, beliau pernah menyelamatkan seekor burung yang dipanah oleh Pangeran Dewadatta, kemudian beliau juga pernah menyelamatkan kawanan domba yang akan disembelih.
Zaman sekarang sudah hampir tidak mungkin melakukan pindapatta lagi, walaupun ada negara buddhis yang masih bisa melakukannya. Hidup sadar membantu para monastik buddhis dan sahabat awam untuk menerapkan kearifan dalam konsumsi, makanan sehat dan berlatih metta dan karuna lewat vegetarian tentu saja bisa dianggap sebagai suatu latihan yang indah dan mulia.
Dalam Vinaya versi tradisional memang tidak disebutkan tentang vegetarian karena situasi India kuno yang mengharuskan pindapatta, dalam Mahayana menyebutkan vegetarian dalam Sila Bodhisattwa. Saya menerima penahbisan penuh dari tradisi Zen silsilah Dharmagupta dari Plum Village, Vinaya ini merupakan versi revisi yang didalamnya mencakup Vegetarian, jadi saya berlatih vegetarian secara alami dan senang hati.
Dhammapada merupakan kompilasi dari berbagai ajaran dalam bentuk syair beserta kisah latar belakang syair tersebut, Buddha sendiri sejak kecil mempelajari seni dan puisi, tampaknya lumrah apabila beliau mengajar lewat puisi atau syair, ketika membaca dhammapada tentu saja tidak menemukan kata vegetarian kalau di baca sekedar membaca, ketika kita menyelami lebih dalam dan menerapkannya, maka kita bisa menemukan inter-koneksi antara nasihat dalam Dhammapada yang mendukung latihan vegetarian. Contohnya syair pertama yang menyatakan segala sesuatu lahir dari pikiran, pikiran merupakan sang raja, apabila engkau berpikir dan bertindak jahat maka penderitaan akan mengekori kita bagaikan roda pedati mengikuti lembu yang menariknya.
Ketika kita berlatih vegetarian dengan penuh kesadaran, keterbukaan, pengertian, dan semangat metta dan karuna, maka kebaikan juga akan mengikuti kita, apabila kita berlatih vegetarian tidak didasari oleh kesadaran, keterbukaan, pengertian dan semangat metta karuna maka penderitaan yang akan mengekori kita.
Ada saja orang yang berlatih vegetarian untuk menjadi suci, berlatih vegetarian sebagai bentuk untuk bangga diri, berlatih vegetarian sebagai sebuah bentuk kemelekatan, berlatih vegetarian karena rasa benci atas daging, dan sebagainya, tentu saja ini tidak dianggap cara yang arif dalam berlatih vegetarian.
Selamat berlatih vegetarian dan menerapkan ajaran dalam Dhammapada.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.
Bhante,
mengapa bawang dilarang dalam vegetarian? Bukankah bawang termasuk tanaman?
Mohon penjelasannya, terima kasih.
Julianty
Hai Julianty,
Menurut bhante bawang tidak pernah dilarang, namun memang ada beberapa aliran vegetarian tertentu melarang, katanya bisa membangkitkan nafsu seksual.
Bhante sendiri tidak menentang makan bawang, tentu saja dalam kadar yang normal dan wajar, istilah lainnya adalah tidak over-dosis, kalau tumis sayur ada bawangnya, sekiranya menurut bhante itu adalah wajar, dan itu termasuk dalam koridor “jalan tengah”.
Menurut bhante, kita perlu melihat dengan jernih bahwa apa pun yang kita makan selalu bisa membangkitkan nafsu seksual, selama manusia hidup maka nafsu itu akan terus mengikuti kita. Yang perlu dijaga justru “makanan” yang masuk lewat mata dan telinga. Jika seseorang vegetaris tidak makan bawang, kemudian dia makan film “porno” melalui matanya, dan sebagainya, maka itu bisa lebih bahaya daripada bawang.
Terima kasih atas pertanyaannya, sungguh bermanfaat.
Semoga bisa sedikit membantu.
Salam dari bhante,