Badanku Tahu Kapan Untuk Sakit

Take a rest before you rest in peace

Mari bayangkan sebuah pulau asri. Ada banyak pohon kelapa, pohon-pohon besar, rumput, batu-batu besar, beserta seluruh warganya. Ada semut, kadal, burung bebas di sana-sini. Desiran ombak terdengar jelas, bahkan hembusan angin juga terasa sejuk dan menenangkan hati.

Itulah yang sering didambakan banyak orang, tapi apa daya ironis realitas yang sama sekali berbeda. Keluar dari rumah sudah dihimpit oleh gedung pencakar langit. Perjumpaan dengan pohon-pohon besar tampaknya cukup sulit. Lucunya manusia adalah pohon juga dipalsukan, yang lagi ramai pohon plastik.

Suara yang selalu berseliweran adalah klakson dan knalpot. Tarikan napas juga ogah-ogahan karena terlalu banyak debu dan polusi. Suasana sumpek membuat jiwa dan raga semakin gerah bahkan ingin melarikan diri. Tak heran kalau jika saat liburan, warga Jakarta menghilang ke Puncak atau Bandung. Jadi, macet Jakarta pindah ke sana.

Negeri Sakura
Perjalanan barusan ke Jepang sangat berkesan, apakah Anda masih ingat Fukuoka? Atau Anda boleh membaca Napasku Mencairkan Kemarahan dan Kekesalan. Pertama kali menginjakkan kaki di sana, saya senang dengan atmosfir di sana. Kota ini modern namun serasa masih di pedesaan. Orang Jepang paling hebat dalam urusan tata kota dan yang lebih hebat lagi adalah yang dikenal dengan Zen Garden.

Melanglangbuana selama hampir sebulan, negara yang yang dikenal negeri sakura itu membuat saya sedikit lebih mengerti tentang kehidupan dan karakter mereka. Segala sesuatu teratur dan rapi, dan yang paling banyak saya lakukan di sana adalah membungkuk, karena setiap kali kita mengucapkan “Arigatou gozaimasu” selalu disertai dengan membungkukkan badan.

Maraton
Pulang dari Jepang, saya sudah merasa badan serasa “aus”. Tapi saya masih terus melanjutkan tur Plum Village segmen Indonesia. Kegiatan berlanjut ke Medan. Saya dan beberapa brothers dan sisters menginap di Rumat Retret St. Agnes di daerah Sikeben (Sibolangit). Retret berakhir dengan bahagia dan meninggalkan jejak sangat dalam bagi semua peserta.

Sepulang dari Medan, saya langsung ke Bandung untuk menghadiri family gathering. Mama angkat saya ulang tahun pada hari itu. Dulu waktu saya masih kuliah di Bandung, saya dipertemukan dengan sebuah keluarga yang sangat baik hati, dan mereka menjadikan saya sebagai anak angkatnya.

Selamat tinggal kota kembang. Saya kembali ke Jakarta untuk rehat karena rentetan kegiatan sejak awal tahun, seolah-olah kegiatan tidak pernah habis-habisnya. Tak heran kalau stamina semakin hari semakin turun. Belum selesai ternyata, saya juga harus pergi melihat dan memantau perkembangan sekolah di daerah Jakarta Barat.

Momen Kemalasan
Di Plum Village, kami punya hari yang namanya hari malas (Lazy Day). Saya mencoba untuk berpura-pura semalas-malasnya, membaca buku, menyeruput aneka variasi teh. Menikmati momen kekinian, momen kemalasan.

Saya berkali-kali kembali ke badan untuk memeriksa dan menyadari keletihannya. Saya mendengar jeritan bahwa badan ini perlu istirahat, barangkali saya sudah cukup lama mengabaikannya. Saat ini masih ada waktu, jadi saya sengaja tidak melakukan apa pun (doing nothing), but still have to do something, believe it or not. Ada orang bilang, shio kuda itu susah diam. Dan saya shio kuda, tak bisa diam kakinya.

Akhirnya, badan ini mulai sakit. Ada sakit yang telah saya tunda sejak lama, sekarang dia muncul dan mewujudkan dirinya. Badan saya tampaknya tahu dan bisa memilih kapan waktunya untuk sakit. Wahai badanku, mohon maaf karena telah menggerusmu sekian lama dan tidak ada waktu untuk beristirahat.

Sekarang, saatnya untuk istirahat. Menikmati pulau indah dan kedamaian hati walaupun badan pedih! Suffering is inevitable but pain is optional. Badan ini terasa perih dan pegal, tapi batin saya tidak harus ikut menderita. Kekuatan batin akan mempercepat penyembuhan, dan setiap napas adalah penyembuhan bagi saya.

Pulang ke Rumah
Sahabat tercinta, ingatlah untuk menyediakan waktu untuk badanmu. Sering-sering pulang ke rumah, pulang ke badanmu untuk memeriksa apakah dia baik-baik saja? Jika Anda mengacuhkannya maka semua kesakitan, kepedihan, dan stress akan bersarang di sana. Jika tidak ditangani, maka akan menjadi sumber penyakit.

Badan ini hanya satu, jagalah baik-baik. Jangan tunggu sampai badan ini meronta-ronta barulah engkau berhenti. Berhentilah saat ini juga, jangan tunggu sampai esok, karena esok belum datang buatmu. Cepat-cepatlah take a rest before you rest in peace. Kalau menunggu rest in peace sudah terlambat.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.