Pernah dengar istilah Copas? Saya yakin istilah ini tidak ada dalam KBBI! Kalau Anda yang familiar dengan dunia komputer tentu saja langsung bisa menebak! Ya Anda betul, Copas berasal dari Copy Paste. Kita sangat dimanjakan oleh berbagai kemudahan komputer, menduplikasi sesuatu dalam hitungan detik. Sebuah karakter, sepenggal kata atau kalimat, paragraf, image, berkas (files), dan sebagainya, semua ini bisa menggunakan teknik copas, dan voila, duplikasi berhasil.
Dunia Komputer
Jika Anda pengguna windows, pasti punya pengalaman dengan virus bukan? Kadang ini yang membuat seseorang klenger. Virus merupakan suatu program atau aplikasi yang diciptakan untuk membuat onar dalam sistem operasi windows, membuat kekacuan, melakukan iterasi copas, menduplikasi diri atau data kemudian membuat komputer bekerja ekstra sehingga komputer tidak bisa melakukan tugas sebagaimana mestinya. Kenapa demikian? Karena ada proses yang bekerja di latar belakang membuat komputer sangat sibuk, akhirnya crash, hang, bahkan ada komputer yang harus di-instalasi ulang sistem operasinya.
Apakah sang programmer virus tidak ada kerjaan? Justru itulah kerjaanya, sekedar iseng, ada juga yang ingin melampiaskan ketidakpuasan terhadap windows dan sekaligus mendapatkan income dari menyediakan serum berupa program antivirus.
Suatu kejadian butuh suplai elemen-elemen pendukung secukupnya, ketika elemen-elemen itu sudah tidak lengkap lagi, maka suatu kejadian juga akan usai
Virus berkembang biak dengan subur di windows, namun beda ceritanya kalau di dunia linux yang menganut open source. Virus yang sama dimasukkan ke dalam sistem operasi linux, maka virus itu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, karena memang dunianya berbeda. Jadi virus itu tidak sesungguhnya virus, karena ketika dipindahkan ke linux maka dia tidak dikategorikan sebagai virus lagi, karena dia hanya bisa membuat onar ditempat yang sesuai, ketika kondisi tidak sesuai maka dia hanyalah program dorman yang tidak bisa berfungsi. Mirip dengan pandangan bahwa suatu kejadian butuh suplai elemen-elemen pendukung secukupnya, ketika elemen-elemen itu sudah tidak lengkap lagi, maka suatu kejadian juga akan usai.
Dunia Batin
Melihat dari kacamata praktisi, tentu saja pandangan demikian bisa menjadi bahan renungan, refleksi atau kontemplasi. Virus hanya bisa menjalankan tugasnya ketika kondisi yang dibutuhkan sudah lengkap semua, kalau kondisi-kondisi pendukung sudah tidak lengkap lagi, maka virus itu bukanlah virus, namun hanya sekumpulan kode-kode yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Manusia juga memiliki banyak virus pikiran, sebut saja kekecewaan, kekesalan, kegalauan, dan sederet virus yang boleh Anda sebutkan satu persatu. Virus ini dorman dalam diri kita, mereka seolah-olah sedang tidur. Virus ini mudah terbangunkan oleh pancaindra. Ketika Anda mendengar tuduhan yang tidak benar dialamatkan kepadamu, maka virus marah akan seketika itu juga muncul, self defence mechanism (mekanisme sistem pertahanan diri) akan segera terbentuk, seperti firewall, bila perlu melancarkan serangan balik!
Setiap kali virus marah muncul, maka ia seperti copas, dia akan memperbanyak diri memenuhi pikiran, dan kurun waktu milidetik, pikiran sudah penuh dengan kemarahan, hati terasa sesak penuh dengan uap kemarahan, uap memiliki energi pendorong besar, tidak heran kalau orang marah itu seperti orang yang sedang meluapkan semua energi yang terkurung dalam dirinya. Semua ini terjadi otomatis, kita begitu menderita akibat copas tersebut, kemampuan menduplikasi diri dan magnify kemarahan sangatlah cepat, ini juga sebuah virus.
Jika pikiran kita terjaga melalui meditasi maka kemungkinan virus untuk menjebol pikiran kita juga akan kecil.
Antivirus
Komputer yang terserang virus memang membuat kita rempong, oleh karena itu mereka yang menggunakan windows mutlak membutuhkan piranti lunak antivirus. Tampaknya ini bisa membantu meredakan masalah duplikasi dan serangan virus, namun ingatlah bahwa virus akan terus berevolusi dan berkembang, jadi piranti lunak antivirus juga perlu terus diperbarui, persaingan virus dan antivirus seperti permainan petak umpet.
Antivirus seperti meditasi, ketika sistem komputer selalu terjaga, maka kemungkinan virus yang bisa menjebol windows juga akan kecil. Jika pikiran kita terjaga melalui meditasi maka kemungkinan virus untuk menjebol pikiran kita juga akan kecil.
Pikiran yang terjaga memang sangat krusial, kualitas keterjagaan ini juga perlu melalui latihan, bukan sehari dua hari, sebulan dua bulan, bukan setahun dua tahun, namun bisa memakan waktu seumur hidup. Ada sebuah istilah lifelong learning, tampaknya kita juga butuh lifelong meditating, lebih jauh lagi daily life meditating, sama seperti upaya antivirus yang akan terus di-update tanpa batas!
Keterjagaan pikiran semakin lemah, maka semua jenis virus akan berbuat semena-mena, berpesta ria memporak-porandakan pikiran manusia yang alih-alih mendatangkan kekecewaan, kegalauan, kesedihan, frustasi, kegalaun dan berbagai jenis negatifitas. Mulailah meditasi sekarang juga, jangan tunggu sampai virus sudah meraja-lela barulah Anda teringat meditasi.
Kualitas keterjagaan yang semakin lama semakin stabil membuat pikiran manusia menjadi lebih stabil. Sebagaimana perumpamaan virus di dunia linux dan macintosh, ketika virus itu berada di lingkungan itu, maka virus itu bukanlah virus lagi karena lingkungannya tidak memberi kesempatan kepada virus untuk beraksi. Sebagaimana para orang suci yang sudah tidak terpengaruhi lagi oleh caci-makian, tuduhan, fitnah, dan sebagainya.
Jadi, jangan biarkan derita Anda berlipat ganda, jangan biarkan virus batin membuat onar, jangan biarkan proses copas terus terjadi dalam dirimu, mulailah meditasi!
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.
Namo Buddhaya Bhante,
Ada 2 hal yang ingin saya tanyakan :
1. Bagaimana menghilangkan rasa cemas yang timbul saat meditasi?
2. Apakah kita orang awam bisa memberkahi secangkir air dengan paritta / mantra suci untuk di berikan kepada keluarga kita yang kurang sehat? Jika bisa, paritta suci apa saja yamg dibacakan pada air tersebut ? Mohon bimbingannya bhante… Terima kasih.. Namo Buddhaya…
Dear Feri,
Pertama, jangan percaya bahwa kamu bisa menghilangkan rasa cemas yg muncul ketika meditasi. Perasaan seperti air yang bergelombang, kamu tak bisa dapatkan air yang tenang dengan cara membuang airnya. Teknik meditasi yang dipakai untuk mengubah rasa cemas adalah tidak merespon, bagaimana membangkitkan sikap tidak merespon? Saya mencurahkan perhatian pada napas, fokuskan pikiran pada napas, sehingga pikiran tidak merespon kecemasan. Ketahuilah kecemasan lahir dari pikiran, khawatir akan besok, menyesal akan besok, khayalan2 yang merupakan produk pikiran, sehingga melahirkan kecemasan pikiran dan fisik (bahu tegang, debar jantung cepat, tegang di bagian lengan, dll).
Rasa cemas seperti sebuah energi, kamu tidak bisa menghilangkannya, tapi kamu bisa mentransformasi energi kecemasan tersebut menjadi kekuatan konsentrasi dan ketenangan. Coba pakai teknik yang disampaikan di atas dalam kurun waktu 15 menit atau 30 menit, rasakan apakah kecemasan berkurang?
Saya mengetahui bahwa air termasuk satu dari medium baik untuk transfer energi positif. Ada yang membacakan paritta, mantra, dharani, atau sejenisnya, saya rasa asal konten dari yang dibacakan berisi nasihat positif, diambil dari sutra mandarin, tibet, sanskerta, atau pali, semuanya boleh. Kemudian manusia yang membaca juga membangkitkan energi positif (metta, karuna, mudita, upekkha), semoga bisa mendatangkan energi positif. Namun ingatlah, bahwa tidak ada yang bisa jamin kemanjurannya, kita hanya bisa “do our best”, tentu saja boleh saja umat biasa yang membacakan, dan kalau bisa ajak sanak famili, teman-teman lain ikut membaca, konsentrasikan kepada air tersebut sehingga menjadi energi positif kolektif.
Tentu saja kalau ada yang sakit, konsultasikanlah dengan dokter. Semoga berkenan atas pendapat pribadi saya.