Deadline, Aliveline, dan Kotak P3K

Memberi makan burung-burung yang kelaparan

Entah kapan, kita sudah tahu istilah deadline. Dalam bahasa Indonesia artinya tenggat waktu atau batas waktu. Jika istilah deadline dipisahkan, maka diperoleh “dead” yang artinya mati, kemudian “line” yang artinya garis atau batas. Lalu, deadline adalah garis pembatas waktu yang telah disepakati sepihak atau bersama-sama.

Kadang kita tidak tahu kapan mulai, kok tiba-tiba ada deadline-nya. Lalu semua fokus, tenaga, dan pikiran tercurahkan ke sana. Alih-alih membuat banyak orang risau dan cemas daripada damai. Sungguh luar biasa, hanya sebuah kalimat saja mampu mengguncang kehidupan manusia.

Bukan berarti saya berdiri di sisi kontra deadline loh. Jika hidup tidak ada deadline, gawat juga. Ambil contoh, Asian Games 2018 juga banyak deadline. Walaupun mepet, namun Indonesia mampu menunjukkan kelas-nya, mempersembahkan sesuatu yang menarik dan spektakuler bagi para tamu undangan. Jadi, deadline tetap dibutuhkan kok.

Cek Aliveline
Sembari berpikir tentang deadline, terbesit dalam pikiran saya, “Kok tidak pernah ada istilah aliveline ya?” Saya coba cari di kamus elektronik barusan, ini hasilnya.

Cek “Aliveline” di kamus elektronik

hasil pencarian di kamus adalah “No match, showing suggestions”. Artinya tidak ditemukan. Tampaknya ini pertama kali munculnya istilah aliveline. Karena ini istilah ciptaan saya, jadi wajar kalau tidak ada entri ini di dalam kamus. Aliveline adalah kontras dari Deadline. Alive artinya hidup. Garis hidup setiap momen, yang saya anggap sebagai proses kehidupan.

Pertanyaan saya, mengapa ada yang hobinya hanya mencurahkan energi untuk memikirkan deadline? Mengapa bukan aliveline? Deadline itu titik yang statis (mati). Sedangkan aliveline adalah titik yang dinamis (selalu mengalir). Walaupun kadang ada perpanjangan deadline, oh ternyata deadline itu juga bisa berubah menjadi aliveline lagi.

Titik Kehidupan
Diantara kelahiran dan kematian ada kehidupan. Ada orang yang terlalu menikmati hidup sehingga merasa hidup itu tidak akan pernah berakhir. Ada orang yang terlalu khawatir dengan hidup sehingga merasa hidup akan segera berakhir. Anda termasuk golongan yang mana? Atau campuran?

Ada orang, di satu titik kehidupan, contoh, ketika berusia 5 tahun mengalami suatu kejadian yang sangat membekas dalam pikiran. Bekas itu terkubur bertahun-tahun, suatu hari “kejadian” itu muncul kembali karena ada pemicunya. Trauma tambahan akan terjadi. Mungkin tidak separah sebelumnya, namum memberikan dampak cukup besar.

Pikiran menyusuri lorong waktu kembali ke masa lalu, ke masa usia 5 tahun itu. Merekonstruksi ulang kejadian itu, dan kembali meninggalkan bekas yang semakin dalam. Sama persis seperti melukai diri sendiri. Suatu kejadian yang sudah lama terkubur ternyata bisa menorehkan luka tambahan terus menerus.

Jangan Biarkan
Lalu apa yang Anda lakukan? Membiarkannya? Menikmatinya? Mendorongnya? Inilah waktu yang tepat untuk menggunakan teknik napas berkesadaran. Bawalah pikiran yang terjebak pada usia 5 tahun itu untuk kembali ke saat ini. Jika terjadi kebakaran, maka instink pertama adalah menyelamatkan diri, menjauh dari kobaran api itu.

Jika pikiran terus berada di masa lalu, maka Anda seperti orang kena gigit ular kobra, bisa ular akan pelan-pelan menjalar ke seluruh tubuh sampai Anda tidak berdaya sama sekali. Jangan biarkan ular kobra melumpuhkan Anda, jangan biarkan masa lalu melumpuhkan Anda. Jangan biarkan api membakar Anda, dan jangan biarkan deadline melumpuhkan Anda.

Kesempatan Alternatif
Kekuatan untuk menyadari napas setiap waktu adalah keterampilan yang perlu dikuasai. Bukan berarti dengan menyadari napas dapat menyelesaikan semua masalah. Yang pasti adalah untuk sementara pikiran Anda sudah tidak terjebak di masa lalu lagi, muncullah kesempatan alternatif, ada kekuatan baru untuk mengerti perkara yang sedang terjadi dalam pikiran.

Selanjutnya perlu durasi lebih panjang menyadari napas. Saya kadang butuh sekitar 15 menit atau lebih. Ketika pikiran sudah terjebak pada deadline maka otot-otot di bahu menjadi tegang, wajah mengerut, detak jantung mulai tidak beraturan. Ketahuilah bahwa 15 menit bernapas sering menjadi penyelamat pertama.

Kotak P3K
Bayangkan kotak P3K. Ada alat-alat yang bersifat urgen yang selalu kita bawa. Napas berkesadaran adalah kotak P3K, dan berita baiknya adalah kotak P3K ini selalu bersamamu sepanjang hari, sepanjang masa aliveline. Ketahuilah napas itu selalu terjadi di masa kini.

Tak heran jika meditasi formal dengan objek napas itu perlu dilakukan rutin juga dalam durasi yang telah disesuaikan. Saya kira 15 menit cukup, dan boleh dilakukan beberapa kali sehari. Di Plum Village, kita melakukan meditasi duduk dengan objek napas selama 30menit di pagi hari, dan 30 menit di malam hari. Kecuali hari senin, karena hari senin adalah lazy day.

Jadi, mulai hari ini, iya hari ini, jangan menunggu sampai besok! Mulai latihan meditasi duduk, kemudian boleh diulang di sela-sela waktu senggang, sehingga napas bisa memainkan peran penting dalam kehidupan. Pergunakanlah kotak P3K ini dengan baik agar deadline tidak melumpuhkan Anda, agar aliveline menjadi sumber kekuatan baru dalam kehidupan.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

One comment on “Deadline, Aliveline, dan Kotak P3K

  1. Karolina Sep 22, 2018 22:13

    Namo Buddhaya Bhante,

    Saya baca bukunya Bhante Thich Nhat Hanh yang berjudul Rekonsiliasi, di situ dikatakan bahwa meditasi bisa menghilangkan trauma masa lalu.

    Apakah meditasi juga bisa menyembuhkan seseorang dengan ADD (Attention Deficit Disorder) seperti sulit untuk fokus, dan penderita bipolar?

    Terima kasih 🙏

Leave a Reply to KarolinaCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.