Non Buddhis Menjadi Anggota Sanggha Monastik

Meditasi jalan pagi. Foto oleh Yuyong

Meditasi jalan pagi, Retret Remaja 2016 @PondokSadhanaAmitayus. Foto oleh Yuyong

Suatu ketika Ada yang bertanya, “Apakah seorang non buddhis boleh menjadi anggota sanggha monastik (biku atau bikuni)?” Ia memiliki latar belakang non buddhis, atas dasar penasaran kemudian melontarkan pertanyaan menarik seperti itu. Terus terang, itu adalah pertama kali saya menjawab pertanyaan demikian dalam konteks dinamika agama di Indonesia.

Tiga Elemen Buddhis
Kalau begitu, pertama perlu mencari tahu apakah yang disebut sebagai seorang buddhis? Seorang buddhis adalah menyatakan diri berlindung kepada Buddha (konteks saat ini adalah Buddha historis yaitu Siddharta Gotama) sebagai guru, mengakui bahwa semua manusia memiliki potensi menjadi tercerahkan. Dharma sebagai kebenaran dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Buddha, kemudian Sanggha yang komunitas yang berlatih hidup sadar dan harmonis. Tiga elemen itu disebut sebagai tiga permata.

Tiga permata merupakan elemen yang menjadikan seseorang sebagai umat buddha secara formal atau menjadi pengikut Buddha. Namun, tak heran kalau dunia ini ada juga mereka yang tidak terlalu mementingkan formalitas, mereka mengaku sebagai pengikut Buddha, melaksanakan ajaran Buddha, berucap, bertindak, dan berpikir selaras dengan pandangan Buddha, karena dia tidak terlalu mementingkan formalitas, bagi orang demikian, menerapkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari yang dianggap lebih signifikan, jadi mereka juga termasuk umat Buddha yang tidak Buddhis. Ada orang membutuhkan label “buddhis”, maka silakan dan monggo, lalu ada orang yang tidak membutuhkan label itu, jadi buddhis atau non buddhis sudah tidak menjadi perdebatan lagi.

Saya tidak memaksa Anda untuk memilih yang mana, sebagai seorang monastik, saya mendukung bahwa menyatakan diri secara formalitas sebagai buddhis kemudian menerapkan ajaran Buddha secara nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah kombinasi yang bagus dalam konteks Indonesia.

Sekarang sedikit menjadi lebih terang posisi tentang buddhis, lalu mengenai pertanyaan apakah non buddhis boleh masuk menjadi anggota sanggha monastik? Tentu saja boleh, karena dalam proses menjadi anggota sanggha monastik ada bagian formalitas yaitu menyatakan diri sebagai murid Buddha, menjadikan Dharma sebagai ajaran, dan sanggha sebagai komunitas yang berlatih hidup sadar dan harmonis.

Azas Kepatuhan
Menjadi seorang anggota sanggha monastik perlu mengerti dan mematuhi sila (latihan dan etika), kemudian berbagai hal yang terkait. Kesiapan diri sangat dibutuhkan, bukan sekedar mau menjadi anggota sanggha monastik langsung instan jadi. Perlu ada bimbingan seorang guru yang kompeten, Dharma yang fundamental dan terapan serta silsilahnya jelas.

Di Plum Plumvillage ada proses awal yang namanya aspiran yaitu calon samanera atau samaneri, mereka hidup bersama di dalam komunitas untuk beberapa bulan, kemudian masuk program aspiran untuk dipersiapkan menjadi samanera-samaneri. Semua itu merupakan proses observasi dan kemudian ada keputusan dari dewan sanggha monastik apakah seseorang sudah layak masuk ke tahap berikutnya.

Aspiran ini akan mendapat latihan awal dengan dibimbing oleh seorang monastik senior, dasar-dasar ajaran Buddha kemudian bagaimana menerapkan latihan hidup sadar (mindfulness) dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana hidup dalam komunitas dan menghadirkan keharmonisan. Proses ini kadang bisa memakan waktu sekitar lebih kurang 1 tahun.

Menjadi Anggota Sanggha Monastik
Setelah dinilai cukup siap, maka seseorang akan ditahbiskan menjadi samanera atau samaneri, kemudian program masih berlanjut dan tetap ada mentor senior yang memberikan bimbingan. Seorang samanera-samaneri wajib melewati 3 tahun latihan, pembelajaran, dan pelayanan, setelah itu baru diputuskan apakah dia bisa menerima penahbisan penuh sebagai biku atau bikuni.

Perjalanan monastik ada jenjangnya, walaupun zaman dahulu bisa langsung menjadi biku-bikuni, namun sesuai perkembangan zaman, maka beberapa perubahan telah dimodifikasi agar relevan dengan masa kini. Proses-proses ini untuk mematangkan seseorang agar lebih siap dalam menjalani kehidupan monastik.

Seseorang yang telah melewati masa pelatihan samanera atau samaneri selama 3 tahun, nanti akan dievaluasi kembali apakah dia layak menerima penahbisan penuh sebagai biku atau bikuni, jika dinyatakan sudah siap oleh mentor dan rapat biku atau bikuni, maka dia boleh menerima penahbisan penuh (baca: upasampada). Apabila dinyatakan tidak siap, maka dia wajib menunggu dan melanjutkan latihan agar menjadi lebih matang.

Setelah dia menjadi biku atau bikuni, maka mentor senior tetap mendampingi mereka, dan untuk perjalanan 5 tahun kedepan dia terus dibimbing dan dimatangkan dari sisi pengetahuan dan praktik. Setiap tahun dia akan menerima evaluasi 360 derajat dari komunitas. Setelah latihan 5 tahun sebagai maka dia evaluasi lagi apakah sudah layak menjadi Dharma Acharya. Tugas dari Dharma Acharya berkaitan dengan pembelajaran, pelatihan, menjadi mentor, dan melanjutkan karir latihan agar terus menjernihkan pikiran dan transformasi diri.

Jadi, Boleh Tidak?
Jadi, kalau Anda sanggup menjalani latihan seperti itu, maka terserah apakah Anda seorang buddhis atau bukan, maka tetap boleh menjadi anggota sanggha monastik. Di Plum Village Perncis banyak orang yang masih mengaku kristiani tapi mereka berstatus sebagai biku atau bikuni, namun mereka merasa baik-baik saja.

Mereka tidak merasa bentrok, tidak ada kekacauan, justru mereka berpendapat bahwa dengan penerapan meditasi dan mendalami ajaran Buddha justru membantu mereka mengerti kristiani lebih mendalam, mereka menyatakan diri bahwa sebagai murid Yesus Kristus sekaligus murid Buddha.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

One comment on “Non Buddhis Menjadi Anggota Sanggha Monastik

  1. xian cheng Jul 4, 2016 10:17

    阿弥陀佛师叔。华人常常说:活到老,学到老。学习的当中就是过程,是最重要的。

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.