Pujian

pujian
Suatu ketika ada seorang pemuda bertanya kepada Thay:

“Saya merasa kurang nyaman ketika dipuji orang lain, apalagi ketika saya merenung kembali, pujian itu justru membuat saya tidak nyaman, di sisi lain saya juga merasa sedikit sombong. Saya melihat begitu banyak mata tertuju padamu, memujimu, namun engkau tertampak tetap tenang dan rendah hati juga begitu penuh kewaspadaan. Apakah engkau ada nasihat untuk saya agar bisa menerima pujian dengan penuh kesadaran?”

Thay menjawab, “Saya sebagai seorang monastik, bicara dari sudut sebagai seorang monastik, kami ditahbiskan dalam keluarga monastik buddhis, mengenakan jubah sederhana, situasi berubah drastis, banyak sahabat awam yang ingin memberi hormat kepada kami. Bagi seorang yang baru saja ditahbiskan tentu saja sangat menyulitkan, karena mereka tiba-tiba menjadi seseorang yang dihormati, jika mereka tidak berlatih dengan baik, maka mereka akan tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.

Oleh karena itu mereka yang baru saja ditahbiskan diintruksikan untuk menerima penghormatan dari sahabat awam, dia seharusnya tidak menolak, mereka tidak boleh bilang “Jangan-jangan bersujud, karena saya seorang pemula, saya tidak punya kebajikan apa pun” Jika seseorang mengatakan demikian maka sahabat awam akan sangat kecewa, karena seseorang telah mengenakan jubah monastik buddhis yang merupakan perwakilan dari tiga permata (Triratna: Buddha, Dharma, dan Sangha).

Jadi engkau memberikan kesempatan kepada mereka untuk memberi hormat kepada tiga permata, namun pada saat bersamaan engkau juga perlu berlatih meditasi tiada “ego”, engkau duduk dengan tenang, tegap, engkau tidak perlu berpura-pura untuk menjadi biksu atau biksuni sempurna, namun engkau perlu melakukannya dengan sebaik-baiknya, engkau duduk dengan tenang, damai, kemudian mengikuti napas keluar dan masuk kemudian bangkitkan pikiran demikian, “Mereka bersujud kepada tiga permata bukan kepada saya sebagai sang “ego”, apabila engkau melakukan demikian maka engkau tidak akan terhanyut oleh perasaan yang muncul ketika mereka bersujud padamu, kalau tidak, seorang biksu atau biksuni bisa “mati” karena arogansinya, karena banyak sahabat awam yang datang bersujud dihadapannya menggelembungkan arogansinya semakin besar, mereka semakin yakin bahwa dirinya memang orang sangat penting.

Oleh karena itu, para monastik wajib berlatih meditasi “tiada ego” agar terbebas dari arogansinya, meditasi itu juga wajib dilatih oleh para sahabat awam yang sudah menjadi pandita, demikian juga para sahabat awam juga. Apabila seseorang sahabat awam telah menjadi pembimbing atau menjadi pandita, maka dia wajib berlatih seperti seorang monastik, kalau ada orang yang mau memberi hormat maka izinkan mereka memberi hormat tapi dalam hati engkau perlu membangkitkan pikiran bahwa sebetulnya mereka memberi hormat kepada tiga permata bukan kepadaku, apalagi kepada egoku.

Suatu ketika, saya mentransmisikan 5 latihan penuh kesadaran, ada ribuan orang berlutut di hadapan saya, kemudian saya selalu memvisualisasikan guru saya berdiri persis di belakang dan Buddha berdiri di belakang lagi dan mereka selalu memberi dukungan kepada saya, saya sadar sepenuhnya bahwa mereka memberi hormat sujud kepada guru leluhur dan Buddha, saya hanyalah sebuah instrumen, oleh karena itu saya tidak pernah menderita, saya juga tidak pernah merasa malu, karena saya terbebas dari sang “ego”, engkau juga bisa melakukannya.

Seandainya engkau memang orang pintar, kemudian ada orang datang memuji, maka engkau boleh menjawab bahwa kepintaran itu barangkali diturunkan oleh salah satu leluhurku, saya seharusnya tidak semestinya bangga atas kepintaran itu, dengan demikian engkau bebas, engkau mengizinkan orang lain untuk memberikan pujian namun engkau tidak terhanyut.

Latihan seperti ini sangat manjur, saya tidak menjadi biksu manja ketika banyak orang datang memberi hormat sujud, bahkan ketika saya menulis kaligrafi, saya bilang: ini bukanlah saya yang menulisnya, para guru leluhur sesepuh yang menulis kaligrafi, oleh karena itu saya bebas! Saya rasa engkau boleh mengadopsi jenis meditasi ini, engkau tidak perlu lagi malu, engkau tidak perlu lagi menderita, sekarang engkau bisa tersenyum pada saat bersamaan berlatih rendah hati.

Selamat mencoba!

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.