Penjara Rasa Bersalah

Suatu ketika Thay ditanya, “Bagaimana menanggulagi perasaan bersalah?”, Thay menjawab:

Semua orang pernah berbuat salah, semua orang barangkali tidak begitu terampil dan ujung-ujungnya menciptakan penderitaan di masa lalu, namun apabila engkau mengerti dharma dan tahu cara mempraktikkannya, maka kita tidak akan menjadi korban dari perasaan bersalah itu, karena pada momen ini kita selalu punya kesempatan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu demi menetralisasikan kesalahan masa dulu.

Ketika saya mengatakan bahwa masa lalu telah pergi, ini hanyalah sebuah cara untuk mengungkapkan suatu kejadian, namun pada kenyataanya apabila engkau menyentuh momen sekarang ini secara mendalam, maka engkau bisa menyentuh masa lalu.

Anggap saja bahwa di masa lalu kamu telah mengatakan sesuatu yang tidak baik kepada nenekmu, sekarang kamu begitu menyesal, namun nenekmu telah lama meninggal dunia, engkau sudah tidak bisa datang ke hadapannya untuk mengatakan, “Nek, maafkan aku karena berbicara tidak baik”, oleh karena itu engkau boleh kembali ke momen sekarang ini dan bernapas masuk dan keluar dengan penuh kesadaran, sadarilah bahwa nenekmu masih tetap hidup dalam setiap sel-sel dalam tubuhmu, ini sungguh sebuah kenyataan, karena engkau merupakan generasi kelanjutan dari nenekmu, kakekmu, dan keluarga kandungmu.

Melalui penyadaran seperti itu engkau memanggil nenekmu dan berkata “Wahai nenekku, aku sangat menyesal karena pernah berkata tidak baik kepadamu, aku bertekad dari detik ini untuk menghindari berucap tidak baik kepada siapapun”. Setelah engkau mengungkapkan kata-kata itu, engkau bisa melihat nenekmu tersenyum, transformasi dan penyembuhan telah hadir dalam dirimu pada momen ini juga!

Berlatih bersama veteran perang Vietnam, kami mendengar banyak tindakan-tindakan keliru yang telah mereka lakukan, perasaan bersalah mereka begitu besar. Seorang mantan prajurit Amerika melihat begitu banyak rekannya terbunuh ketika perang Vietnam, dia begitu marah dan ingin mengamuk, dia kemudian menyelipkan peledak dalam roti dan ditaruh di depan gerbang desa itu dan kemudian bersembunyi di tempat tertutup, gerbang desa di tempat yang mana banyak rekan-rekannya terbunuh. Tidak lama kemudian ada sekelompok anak sekolahan keluar dari desa itu dan menemukan roti itu, mereka makan roti yang mengandung peledak itu.

Ketika engkau tidak waras atau marah, maka engkau bisa saja melakukan hal seperti itu, setelah anak-anak sekolahan memakan roti itu, mereka mulai berteriak-teriak kesakitan, orang tua mereka gagap dan tidak tahu harus berbuat apa, prajurit itu melihat kejadian itu dari kejauhan, tidak ada yang bisa dilakukan lagi karena desa itu sangat jauh dari kota, dan akhirnya 5 orang anak sekolahan itu mati!

Ketika prajurit itu kembali ke Amerika, dia tidak bisa tidur nyenyak, wajah 5 anak korban tindakannya itu selalu muncul, ketika ia berada dalam satu ruangan yang ada anak-anak kecil, dia tidak sanggup berdiam di ruangan itu, dia melarikan diri keluar, penderitaan akibat rasa bersalah mengepung dirinya. Dia hanya menceritakan kejadian itu kepada ibunya, ibunya menasihati “Anakku, terlalu banyak kejadian dalam perang dan engkau tidak perlu merasa bersalah atas kejadian-kejadian dalam perang”. Nasihat itu tidak banyak membantunya.

Suatu hari dia datang menghadiri retret di Santa Barbara, banyak veteran perang datang untuk mengikuti retret itu, kami berlatih mendengar secara mendalam dan mendukung mereka untuk menceritakan penderitaan-penderitaannya. Sungguh butuh kesabaran dan cinta kasih luar biasa untuk membantu orang demikian agar mau mengutarakan isi hatinya.

Akhirnya, seorang veteran perang menceritakan kisah itu kepada kami, saya berkesempatan berbincang-bincang empat mata dengan dia, saya bilang “Ok engkau telah membunuh 5 orang anak, namun apakah engkau tahu bahwa pada momen ini apabila engkau ingin menyelamatkan 5 orang anak, engkau bisa melakukannya! Karena zaman sekarang banyak anak-anak sekarat dan tinggal menunggu kematiannya menjemput, bahkan keadaan demikian juga terjadi di Amerika, mereka mati karena berbagai penyebab, ada diantara mereka yang mati gara-gara kurang satu butir tablet obat, apabila engkau mencurahkan hidupmu untuk menolong mereka, engkau bahkan bisa menolong lebih dari 5 orang anak, gunakan hidupmu untuk berlatih welas asih, mengapa engkau harus mengunci diri dalam penjara perasaan bersalah, engkau bisa melakukan sesuatu untuk menetralisasikan perbuatan keliru dahulu.

Setelah selesai konsultasi, dia mulai sembuh, engkau bisa melihat transformasi melalui raut wajah berseri-serinya, dia telah menemukan jalan hidupnya, dia ingin mencurahkan waktunya untuk menolong anak-anak. Hal penting bagi dia adalah bertekad kuat untuk menolong anak-anak, setelah engkau yakin dari lubuk hati paling dalam, transformasi dan penyembuhan mulai terjadi, bahkan pada saat itu engkau belum menyelamatkan satu pun anak, engkau sudah mulai sembuh! Veteran perang itu melakukan rencananya sesuai dengan instruksi saya dan sekarang dia hidup normal dan berbahagia.

Suatu hal yang baik untuk mengenali hal buruk yang pernah kita lakukan di masa lalu, namun tidak baik mengurung diri dalam penjara perasaan bersalah itu, kita tahu bahwa pada momen sekarang ini kita masih bisa berbuat sesuatu, kita bisa menetralisasikan perbuatan buruk masa lalu. Kita bisa menyembuhkan masa lalu, bahkan kita bisa pergi ke masa lalu dan memperbaikinya, karena kita tahu bagaimana menangani momen sekarang ini.

Oleh karena itu, mereka yang berlatih hidup berkesadaran tidak perlu selalu menjadi korban perasaan bersalah. Ucapan benar, tindakan benar, pikiran benar merupakan jalan keluarnya. Apabila engkau menerapkan pikiran benar, ucapan benar, dan tindakan benar, maka engkau sedang berada di dalam jalan menuju pembebasan dan engkau bisa menjadi bodhisattwa untuk menolong banyak orang dan penderitaan di masa lalu sudah berubah menjadi sebuah nutrisi yang membuatmu sehat, jadi penderitaan itu telah berubah menjadi manfaat bagi kita.

dikutip dari sesi “Question & Answer” retret bersama Bhante Thich Nhat Hanh di Hanoi 2008

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.