Siap Jebur Kembali Ke Sungai

Menatap Sungai Bahorok @BukitLawang

Perjalanan hidup setiap orang itu unik. Walaupun Anda menyimpulkan hidupmu bosan, tetapi bosannya tetap unik. Bosan biasanya ada di saat ini kok. Saya membayangkan peristiwa seru di masa lalu, saya mengimajinasikan sesuatu yang seru di masa depan, sehingga saat ini menjadi bosan. Seketika sadar akan hal itu, bosan minggat!

Bukan hanya bosan saja. Fenomena lain juga demikian, sebut saja, kecewa, iri hati, kesal, kemarahan, dll. Waktu saya melihat ke dalam diri lewat meditasi duduk secara rutin, lewat refleksi, saya dengan jelas menemukan bahwa semua itu ternyata ada kaitannya dengan historisnya di masa lalu.

Energi Kewawasan

Saya lebih sering menjadi korban historis masa lalu, padahal peristiwa itu sudah basi. Saya berulang kali mengizinkan sesuatu yang basi melukai saya berulang kali. Mengapa demikian? Karena energi kewawasan (mindfulness) sedang cekak. Pikiran tidak ada di momen kekinian. Pikiran berserakan dan berkeliaran di masa lalu.

Urusan berkunjung ke masa lalu dan mengimajinasikan masa depan, tampaknya tidak perlu saya ajarkan lagi, karena Anda sudah expert! Tampaknya, keterampilan yang perlu diajarkan adalah bagaimana kembali ke masa kini.

Day of Mindfulness (DOM), Hari Berkewawasan semakin banyak diselenggarakan oleh berbagai kalangan buddhis bahkan non buddhis juga. Saya tidak tahu persis kapan mindfulness mulai laris di Indonesia, bahkan mulai komersial. Istilahnya juga berbeda-beda, metode juga tentunya beda. Masing-masing mencoba memunculkan istilah baru.

Latihan Rutin

DOM lahir waktu zaman perang di Vietnam. Master Zen Thich Nhat Hanh pionirnya. Para relawan yang membantu korban perang diajak untuk berlatih kewawasan secara rutin agar mereka bisa beristirahat, merapikan kembali hidupnya, menumbuhkan kekuatan baru untuk terus melayani korban perang.

Desain praktik ini sengaja diselaraskan dengan kehidupan sehari-hari. Modelnya simpel. Ada sesi bernyanyi lagu kewawasan. Ada sesi duduk dengan hening. Ada wejangan Dharma. Makan dengan hening dan berkesadaran. Relaksasi total, dan Berbagi pengalaman latihan atau pengalaman hidup dalam suasana bahasa kasih dan mendengarkan mendalam.

Durasinya tidak terlalu panjang, pada umumnya dari pukul 08:00 s.d. 16:00. Namun tidak pakem, kadang ada penyesuaian waktu dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan, contoh kadang ada Yoga, atau presentasi, kadang ada meditasi teh, dan sebagainya.

Sentral latihan ini adalah membawa pikiran kembali ke masa kini, mengurangi pikiran masa lalu dan masa depan, membantu relaksasi badan dan batin, agar kemampuan melihat dengan jernih bisa lahir.

Perang Batin

Perang zaman dahulu dan perang zaman sekarang sudah mulai bergeser. Sekarang ada perang harga, perang psikologis, perang dagang, dan yang paling berat adalah perang batin! Anak muda dan anak yang tidak begitu muda lagi juga mengalami perang itu. Mereka tak punya cara untuk meredakannya.

Alih-alih, mereka merasa hatinya kosong. Mereka mencari sesuatu dari eksternal untuk mengisi kekosongan hatinya. Pilihannya? Youtube, lagu melankolis romantis, drakor, online shoping, game online, PUBG, melihat layar sentuh gawai seharian.

Itulah pelajaran tidak langsung dari masyarakat modern ini kepada kita. Mengasuh anak dengan youtube, alasannya anak bisa tenang ketika menonton youtube. Tak heran juga youtube sudah menjadi kompeng (empeng)!

Tampaknya kita perlu cara baru untuk mengatasinya. Latihan yang bisa dirangkaikan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh praktik memperhatikan napas, bisa dilakukan kapan pun. Praktik makan dengan berkesadaran juga bisa dilakukan walaupun tidak terlalu hening. Praktik berjalan juga. Membawa semangat kembali kepada present moment dalam banyak aktivitas.

Kehidupan Sesungguhnya

Day of Mindfulness atau Mindfulness Retreat kadang saya sebut sebagai Rest Area. Perjalanan Anda sangatlah jauh dan juga melelahkan. Anda perlu mampir ke Rest Area. Anda perlu meluangkan waktu untuk ikut DOM atau retret. Jika Anda tancap gas terus, bisa berbahaya.

DOM dan retret kadang saya sebut sebagai kolam renang. Kondisinya bagus, cenderung aman. Kehidupan sehari-hari saya analogikan sebagai sungai. Kalau di sungai kan lebih bahaya, ada buaya, lumpur, rumput, pusaran air, kayu, arus kuat, dan sebagainya. Itulah realitas kehidupan kita.

Anda tidak mungkin berlama-lama ria di Rest Area. Anda juga tidak mau berlama-lama-an di kolam renang. Karena kehidupan sesungguhnya ada di Perjalanan panjang Anda, ada di sungai. Rest area, kolam renang, terserah apa pun namanya; semua itu sangat membantu Anda lebih siap untuk kembali ke perjalanan, siap untuk jebur kembali ke sungai.

Mari Lanjutkan

Plum Village merupakan Zen Reformasi. Pendekatan praktik di-reformasi, kemudian esensinya masih sama, yaitu kewawasan (念), konsentrasi (定), dan kearifan (慧). DOM dan Retret adalah pelatihan, ketika Anda kembali ke sungai, lanjutkan latihannya.

Latihannya memang bagian dari kehidupan sehari-hari, yaitu bersila, berjalan, berdiri, berbaring, serta kegiatan lainnya, mendengarkan, mengunyah, bernapas, menatap, bahkan mengetik di laptop atau komputer juga bisa.

Rajin-rajinlah mengunjungi kolam renang, dan kembalilah ke sungai dengan kekuatan baru. Ketika lelah, mampirlah ke rest area, setelah segar bugar, lanjutkan lagi perjalanan Anda.

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

One comment on “Siap Jebur Kembali Ke Sungai

  1. Viviandra Apr 19, 2020 16:25

    Setelah corona ini berakhir. Bakal ksana deh

Leave a Reply to ViviandraCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.