Handai tolan, artinya sahabat. Istilah yang jarang terdengar. Sekali-kali mereka dari generasi ‘agak lama’ mungkin menggunakan istilah ini. Masih ada beberapa istilah untuk menyebutkan sahabat, seperti teman, kawan, atau kadang ada yang menyebutnya hopeng, versi bahasa hokkian, yang seharusnya hopengyiu (好朋友) yang artinya teman baik.
Teman Anda tentu saja banyak jenisnya. Ada yang berteman dengan manusia. Ada yang berteman dengan anjing. Ada yang berteman dengan kucing. Ada yang berteman dengan ikan, dan kadang ada yang berteman dengan tanaman. Zaman sekarang Anda lebih senang berteman dengan gawai, lalu Anda mengabaikan semua teman-teman lainnya.
Susah senang berteman pasti pernah Anda rasakan. Kecuali jika Anda tidak punya teman. Ada teman yang menyenangkan, ada yang menjengkelkan, ada yang suka bikin suasana cair, bahkan ada orang yang selalu asyik, dan tak lupa ada teman yang hobinya bikin ribut terus.
Empat Bisa
Ada empat jenis manusia yang dianalogikan dengan sifat ular berbisa. Loh, kok ular berbisa? Ini perumpamaan dari Buddha dalam Āsīvisasutta*. Tentu saja ada makna dibalik itu, apalagi menyadari bahwa ular berbisa (racun) menyangkut pertahanan diri sekaligus bisa melukai pihak lain.
Jenis pertama adalah ular berbisa yang racunnya cepat menyebar tapi tidak mematikan. Jenis kedua ular berbisa yang racunnya mematikan tapi lambat menyebarnya. Jenis ketiga ular berbisa yang racunnya mematikan sekaligus cepat menyebar, dan yang terakhir adalah ular berbisa yang racunnya tidak mematikan juga lambat menyebarnya.
Cepat Menyebar dan Tidak Mematikan
Jika Anda digigit ular jenis pertama, bisanya cepat menyebar namun tidak mematikan, maka tenang saja. Racunnya mungkin menyebabkan kepedihan atau rasa sakit, tapi tidak mematikan. Sifat ular demikian diibaratkan sebagai seseorang yang cepat marah namun tidak disimpan dalam hati, alias tidak pendendam.
Berteman dengan teman demikian, janganlah terlalu ditanggapi, karena toh dia marah sebentar saja. Inilah namanya mengerti sifat orang tersebut. Janganlah berharap dia berubah, karena pola ini sudah menjadi cetakannya. Bukan berarti dia tidak bisa berubah, namun butuh proses yang sangat panjang.
Mematikan dan Lambat Menyebar
Ular seperti ini sangatlah berbahaya, karena racunnya mematikan. Jika tidak segera diobati, maka bisa merenggut jiwamu. Berhubung racunnya lambat menyebar, Anda masih punya tenggang waktu untuk segera mencari obat dan dokter untuk mengobatinya.
Berteman dengan teman demikian, perlulah berhati-hati. Karena dia memang jarang marah, tapi sekali dia marah, maka bisa menggemparkan. Dia menyimpan dendam itu dalam kurun waktu yang lama. Sama seperti racun ular tadi yang membunuh secara pelan-pelan.
Kemarahan yang dia simpan bukan hanya mematikan orang lain, namun racun yang berupa kemarahan itu juga akan menyerang dirinya. Mirip dengan “bunuh diri”. Kalau Anda ingat betapa mematikannya racun ini, maka Anda berkemungkinan bisa mengurangi dan menghentikannya.
Mematikan dan Cepat Menyebarnya
Ular jenis ini tampaknya yang paling berbahaya. Sekali dipatuk, racunnya akan segera menyebar. Anda harus berpacu dengan waktu. Celakanya, sudah cepat menyebar lalu racunnya mematikan. Jika di tengah hutan tidak ada orang yang bisa membantu, maka tinggal menunggu ajalnya.
Manusia yang seperti itu sifatnya seperti apa? Dia sering marah, sering tidak terkendali. Ucapannya ketus, bahkan bisa bikin orang lain trauma, seperti dicincang hidup-hidup oleh ucapannya. Penderitaan dirinya juga sangat dalam karena dia menyimpan marah itu bahkan sampai seumur hidupanya.
Usahakan menghindari manusia-manusia seperti itu. Jika dia sudah mulai marah-marah, maka sebaiknya Anda menghindar saja, tak usah repot-repot beradu mulut sama dia. Apalagi jika itu teman yang sering bertemu dengan Anda atau kolega di kantor. Bukan berarti Anda harus ekstrem sehingga menjauhi semua teman, nanti malah tidak punya teman sama sekali.
Lain cerita kalau dia adalah atasanmu. Nah ini agak susah, mungkin Anda harus menyiapkan obat anti racunnya. Dalam hal ini praktik napas berkesadaran bisa menjadi penawarnya. Bayangkan saja praktik napas berkesadaran adalah air tawar yang dicampurkan ke dalam air racun, maka tingkat keracunanya akan berkurang.
Lambat Menyebar dan Tidak Mematikan
Ular seperti ini tampaknya lebih aman. Walaupun aman, Anda tetap perlu berhati-hati. Kalau dipatok juga akan sakit walaupun racunnya tidak mematikan dan lambat menyebar.
Manusia seperti ini jarang marah, bukan berarti tidak pernah marah loh. Marah itu suatu fenomena wajar, tapi frekuensinya sangat jarang. Manusia demikian juga bukanlah tipe pendendam, berarti dia mudah memaafkan.
Dia punya kemampuan melepaskan dan memaafkan, saya pikir bagus untuk berkawan dengan manusia seperti itu. Anda juga hendaknya jangan memanfaatkan situasi, toh karena dia mudah memaafkan maka dia menjadi sasaran empuk penindasan.
Pilihlah Teman
Jadi, jika ada temanmu yang sedang marah, Anda boleh praktik mendengarkan untuk mengurangi penderitaannya. Jika frekuensi marahnya terlalu sering, pakailah cara-cara mahir dan jitu untuk kabur, untuk apa Anda mendengarkan “racun” dari dia terus? Tapi aneh saja, terkadang ada orang yang malah hobi mengonsumsi racun seperti itu.
Lihatlah baik-baik dan kenali sifat teman-temanmu. Ada yang pendendam, ada yang tidak. Bukan berarti tidak mau berkawan dengan orang yang pendendam, tapi lebih baik menjaga jarak saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah Anda keracunan, kecuali jika Anda punya kapasitas membantu dirinya. Belajarlah dari teman-teman yang mudah memaafkan dan tidak pendendam, energi itu membuat Anda lebih damai, tenang, dan bahagia.
*Ditulis ulang berdasarkan Sutta Āsīvisa, Aṅguttara Nikāya 4:110
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.