Transformasi Mental dengan Damai dan Harmoni

transformasi-mental

Namo Sanghyang Âdi Buddhaya
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammâ Sambuddhassa
Namo Sarve Bodhisattvaya-Mahasattvaya

Hari berganti hari, tahun berganti tahun, terkenang kembali ribuan tahun silam, sekitar 2560 tahun yang lalu, seorang bayi, seorang bodhisattwa telah lahir di Taman Lumbini, keturunan dari Suku Sakya di lereng pegunungan Himalaya. Seluruh warga istana gegap gempita menyambut berita kelahiran itu, berita kedatangan putra mahkota kerajaan.

Pesta dan seremoni diadakan untuk sang bayi. India zaman dahulu menganut sistem brahmaisme tradisional jadi tidak heran jika sang mengundang para peramal tersohor di negeri itu untuk mengetahui masa depan sang bayi, ternyata ramalan menyebutkan sang bayi akan menjadi orang yang berpengaruh di dunia spiritual.

Mari kita menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Ibunda Mahayama, Ibunda yang menghadirkan Siddharta ke dunia ini. Walaupun Ibunda Mahamaya meninggal dunia tidak lama setelah melahirkan Siddharta. Mari kita kenang ibunda masing-masing yang telah menghadirkan kita ke dunia ini, sungguh besar budi baik ibunda, merawat dan membesarkan kita dalam suasana penuh kasih sayang dan cinta.

Siddharta memang dipersiapkan untuk memangku posisi tertinggi dalam kerajaan, meneruskan warisan leluhur untuk memimpin Suku Sakya. Siddharta tumbuh besar di kerajaan dengan berbagai kemewahan. Ia mengecap pendidikan di dalam lingkungan istana, raja mendatangkan berbagai cendekiawan ilmu alam, ilmu berhitung, seni musik, seni bela diri, kesusasteraan, dan para brahmana yang ahli dalam Wreda untuk mendidik Siddharta agar menjadi lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Pertumbuhan Siddharta sangatlah pesat, ia disuguhkan berbagai ilmu pengetahuan dan spiritual yang berkembang di zaman India saat itu. Sang ayah selalu berupaya untuk memastikan putra mahkota mendapatkan pendidikan yang baik dan menjadi raja yang arif bijaksana dalam memimpin Suku Sakya.

Siddharta mengalami proses tumbuh dan berkembang, berlanjut ke jenjang pernikahan kemudian menjadi seorang ayah. Siddharta merasa bersyukur atas segala kondisi baik yang telah ia peroleh, namun ia ingin mencari tahu kebahagiaan yang lebih besar bagi dirinya dan semua orang. Ia mengikuti kata hatinya untuk pergi mencari tahu makna hidup, meninggalkan semua kemewahan menuju kehidupan petapaan.

Ia menginginkan transformasi mental, ia ingin semua orang bisa mencicipi kebahagiaan tertinggi dari pembebasan. Siddharta mencari ke segala penjuru, berguru pada meditator tersohor, hingga akhirnya ia menemukan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya dan semua orang, ia merealisasi pencerahan tertinggi.

Perjalanan panjang telah membangunkan Siddharta, ia yang telah bangun, ia yan telah tercerahkan, ia dijuluki “Buddha” ia yang telah melihat tembus semua fenomena dunia, ia yang mengerti segala sesuatu sebagaimana adanya. Buddha memulai karirnya sebagai guru yang mengajarkan kebenaran, melakukan reformasi dunia spiritual zaman India kuno, mendobrak sistem kasta, mematangkan potensi tersembunyi setiap muridnya, menyirami benih-benih kebaikan setiap orang.

Perjalanan hidup selanjutnya adalah berbagi semua penyadaran yang Buddha temukan kepada semua lapisan masyarakat India. Awalnya Siddharta menjadi seorang murid, kemudian ia menjadi guru bagi masyarakat setempat.

Sepanjang 40an tahun Buddha terus mengajar dan mengajar, tidak pernah lelah dalam karirnya sebagai seorang guru, dan pada saat bersamaan belajar dalam menangani berbagai kesulitan dan situasi yang muncul. Dalam Mahaparinibbana Sutta mencatat kisah bahwa walaupun Buddha dalam kondisi lemah namun ia tidak berhenti mengajar, bahkan sebelum memasuki mahaparinibbana, Buddha memberikan pesan kepada Bhante Ananda untuk menjadikan diri sendiri sebagai pulau pelindung, Dharma yang telah diajarkan sebagai guru untuk menggantikan Buddha.

Spiritual menjadi penting bagi dunia pendidikan, setiap insan membutuhkan spiritual yang universal dan bisa diterima dengan baik. Spiritual hendaknya membantu anak didik menjadi lebih terbuka, terpapar oleh elemen positif, bagaimana bersikap sesuai dengan etika lokal, dan menjadi warga yang bertanggung jawab atas semua pengetahuan yang ia peroleh.

Buddha menjadi sosok yang memberikan suri teladan dari ucapan dan perbuatan, menjadi guru yang selalu sabar dan penuh welas asih, merespon dengan penuh pengertian, guru demikian yang berkesempatan membantu banyak orang. Buddha adalah seorang guru, seorang ayah, seseorang yang kita tahu persis sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, tidak pernah lelah dalam upaya mencerahkan murid-muridnya.

Pendidikan merupakan elemen penting sejak itu, evolusi demi evolusi telah terjadi dalam dunia pendidikan, pergeseran metode dan pembaharuan dalam konten dan penyampaian perlu kita lakukan apakah sebagai orangtua, guru, maupun siswa didik. Lingkungan sekolah juga hendaknya mengambil kesempatan untuk terus memperbarui diri, mereformasi diri, mencapai kearifan bersama dalam mewujudkan visi sekolah.

Perayaan waisak sudah selayaknya menjadi momen transformasi bagi seluruh elemen sekolah, sebagaimana suri teladan dari Buddha. Bagi siswa-siswi terus bersemangat dan rajin dalam meneruskan upaya pematangan potensi diri dari sisi akademik, spiritual, dan etika; bagi para guru dan semua elemen sekolah agar terus menjadi teladan baik, menjadi fasilitator untuk membantu semua anak-anak dalam perjalanan pendidikan bersama di sekolah; orangtua ikut mendukung upaya pendidikan sekolah; dikemudian hari para lulusan sekolah triratna akan menjadi warga yang bertanggung jawab, berbudi luhur, berwawasan terbuka, beretika, dan berpengetahuan luas.

Melalui tema “Transformasi mental dengan damai dan harmoni”, mari kita bergandengan tangan, satupadukan langkah, mewujudkan damai dan harmoni, kebersamaan kita adalah kekuatan terbesar sehingga transformasi mental benar-benar terjadi hari ini, besok, dan dikemudian hari.

Sabbe sattā sukhi hontu
Semoga semua makhluk berbahagia
Sadhu, sadhu, sadhu

Ditulis oleh Nyanabhadra, 9 Mei 2016, Era Buddhis 2560
renungan waisak Sekolah Triratna

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.