DP Kecemasan – Refleksi Nyanabhadra
Pernah cemas kan? Sering? Berkali-kali? Terus-terusan sampai sulit diberhentikan? Itu sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Hal yang dicemaskan apa? Itu tergantung seberapa penting Anda melihatnya. Siapa yang dicemaskan? Itu tergantung seberapa dekat orangnya denganmu.
Menaruh atensi pada napas sangatlah bagus jika diulang-ulang. Atensi ini akan menjadi energi besar untuk mengenali perubahan fisik, cuaca emosi, dan pergerakan pikiran. Energi ini juga bisa digunakan untuk mengenali kehadiran cemas.
Celakanya adalah cemas sering sekali terjadi. Frekuensinya memang berbeda-beda setiap hari, kemudian tingkat kecemasan setiap orang juga berbeda-beda. Repotnya adalah cemas terjadi berulang kali, merusak suasana hati, menaikkan tensi tubuh, membuat pikiran menjadi kusut dan keruh.
Repotnya lagi, entah mengapa begitu sulit diberhentikan. Seolah-olah seluruh jiwa dan raga tersedot ke dalam kecemasan. Pikiran menjadi begitu ramai dan ribut. Tampaknya ada yang sedang memancing keributan dalam pikiran.
Pengalihan
Memang ada teknik sederhana untuk mengurangi keramaian dan keributan itu; yaitu memilih objek present moment untuk pengalihan sementara. Objek itu adalah napas! Walau tidak bisa hilang total, tapi minimal bisa meredakan suasana sebentar.
Cemas memang menjadi bagian dari manusia, tidak tahu sejak kapan. Jangan tanya saya, karena sungguh saya tidak tahu. Cemas adalah benih atau potensi yang dimiliki setiap orang. Potensi ini bisa tumbuh membesar juga bisa menyusut. Tergantung apakah Anda sering ‘menjamu’-nya atau tidak.
Kalau Anda sering menjamu kecemasan, maka dia tumbuh membesar. Anda tidak punya jurus andalan untuk mengecilkannya. Jadi jamuan rutin Anda justru sedang memperkuat potensi kecemasan secara tidak adar. Saya sebut Anda sedang men-DP kecemasan.
Down Payment
DP kan Down Payment, uang panjar untuk transaksi bisnis. Tentu saja itu sesuai dengan kesepakatan, kedua pihak setuju DP sebagai tanda jadi sebuah transaksi. Nanti setelah sekian lama akan ada DP berikutnya sampai pelunasan. Lalu Anda mendapatkan sesuatu yang Anda inginkan itu.
Lalu, ada DP lain yang sering Anda lakukan, yaitu DP kecemasan. DP seperti itu tampaknya kurang bermanfaat, justru hanya memuluskan hal-hal yang cenderung buruk terjadi. Tingkat kecemasan kian hari kian bertumpuk, potensinya semakin hari semakin besar. Bayangkan saja seperti bom waktu yang siap meledak! Oh, berita buruknya adalah bisa meledak berkali-kali.
Anda mencemaskan sesuatu yang belum terjadi di masa depan. Mengapa? Karena Anda sudah menyusun skenario bayangan seolah-olah itu bakal terjadi. Anda begitu percaya dengan skenario itu, padahal yah boleh lah saya sebut 50-50 (fifty-fifty), artinya probabilitasnya bisa IYA, bisa tidak. Namun kita terbiasa untuk percaya dengan “instink” yang acuannya adalah masa lalu.
Over Down Payment
Lantas, bagaimana mengatasinya? Itulah manfaatnya membangun energi kekuatan kembali kepada napas. Minimal, ketika atensi Anda kembali kepada napas, maka DP kecemasan berhenti sejenak. Kalau tidak bernapas, mungkin Anda bisa overDP. Bukan overdosis, tapi overDP.
Kok Anda mau-maunya menyetor (baca DP) energi untuk memperbesar kecemasan? Bahkan sampai kehilangan kejernihan pikiran dan akal sehat? Inilah peran napas berkesadaran untuk menghentikan sejenak, mundur beberapa langkah, kemudian melihat ulang “skenario” ciptaanmu, apakah perlu dicemaskan?
Kalau kecemasan Anda terus membengkak, maka Anda seperti berada dalam angin puting beliung, begitu mudah disapu pergi. Potensi terbaik dalam dirimu bahkan turun sampai titik terendah. Dengan demikian, Anda membuka jalan bagi hal-hal yang bahkan lebih buruk lagi untuk terjadi.
Siap Menyambut
Lalu, apakah tidak boleh cemas? Boleh saja, barengi kecemasan dengan napas masuk dan napas keluar, barangkali kecemasan itu bisa lebih aman, bahkan bisa mentransformasi kecemasan menjadi energi ketenangan dan kedamaian.
Kondisi damai dan tenang barangkali akan memberi perspektif lain terhadap “skenario” ciptaan pikiranmu tadi. Terlepas dari apakah skenario itu benar-benar terjadi, atau batal terjadi, Anda lebih siap menyambutnya. Hati Anda lebih lapang dan luas, ready to accept whatever will happen in the future.
Napas berkesadaran bisa menjadi suatu tindakan intervensi. Maka itu, teknik meluangkan waktu jeda untuk menyadari napas masuk dan napas keluar sangatlah bermanfaat. Jeda itu menjadi kekuatan untuk cek dan ricek tubuh, perasaan, dan pikiran.
Tiga kawasan itu perlu sering diperiksa. Sama seperti pengawal pintu gerbang suatu kerajaan. Pengawal itu harus “sadar”, “bangun”, “terjaga” untuk melihat lalu lalang semua orang yang keluar masuk. Namun tetap santai saja, jangan sampai terobsesi juga, karena obsesi ini bisa membuat masalah baru.
Santai namun tetap sabar dan sadar. Selamat bernapas!
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.