Menunggu 1000 Tahun

Ilustrasi menggunakan AI

Alkisah seorang gadis cantik jelita, pintar, memiliki latar belakang keluarga kaya, berstatus tinggi. Ada begitu banyak pemuda kagum padanya. Mak Comblang datang satu per satu untuk untuk meminang gadis itu, alhasil, dia tolak semuanya. Dia merasa belum menemukan cinta sejatinya.

Suatu hari, dia pergi berkunjung ke sebuah wihara terdekat, karena ada festival di sana. Di sanalah dia bertemu seorang pemuda tampan berpakain putih, namun jaraknya agak jauh dan berada dalam kerumuman keramaian, ketika dia mencoba mendekat, pemuda tampan itu sudah menghilang. Dia merasa pemuda inilah yang telah dia tunggu selama ini.

Sejak itu, bayang-bayang pemuda itu selalu hadir dalam pikirannya. Dua tahun terakhir, dia rajin ke wihara demi bertemu pemuda itu lagi. Dia juga rajin berdoa memohon kepada Buddha agar bisa bertemu pemuda itu lagi.

Suatu hari, Buddha muncul di hadapannya, bertanya, “Apakah engkau sungguh ingin bertemu pemuda itu lagi?

Iya, aku hanya ingin melihat dia sekali lagi saja,” jawab gadis itu dengan cepat.

Buddha melanjutkan, “Engkau harus kehilangan semuanya, termasuk kehidupan bahagia, keluarga dan kekayaan yang engkau miliki saat ini.

Gadis itu menjawab “Aku bisa melepaskannya!

Lalu, engkau juga harus berlatih selama 500 tahun barulah bisa bertemu dia kembali, apakah engkau tidak akan menyesal?” Tanya Buddha sekali lagi.

Gadis itu menjawab, “Tidak, aku tidak akan menyesal.

Dalam sekejap mata, gadis itu berubah menjadi batu besar di dalam hutan belantara. Batu itu menghabiskan 499 tahun dalam kesepian dan kesunyian, diterpa angin kencang, hujan dan panas setiap hari. Tak ada duka nestapa lebih perih daripada itu. Tak ada orang yang seorang pun melewati di situ. Seperti tidak ada harapan sama sekali. Dia hampir menyerah.

Akhirnya ada sekelompok pemahat datang mencari batu. Mereka membutuhkan batu besar untuk membangun jembatan. Batu besar itu dibawa pulang ke desa kemudian dipahat menjadi susuran jembatan.

Hari pertama jembatan itu selesai dibangun, pemuda yang telah dia tunggu muncul begitu cepat berjalan melewati jembatan, bahkan tak melihat susuran jembatan itu sama sekali. Dia tidak sadar bahwa ada seorang gadis itu telah menunggunya selama 500 tahun, hanya lirikan singkat begitu saja. Pemuda itu hilang tak berbekas.

Buddha muncul kembali bertanya kepada gadis, “Apakah kamu sudah puas?

Gadis itu menjawab, “Tidak puas, mengapa saya hanya dijadikan susuran jembatan saja? Jika saya bisa ditempatkan di tengah jembatan, saya bisa menyentuhnya.

Buddha menjawab, “Kalau begitu, engkau harus berlatih 500 tahun lagi.

Gadis itu segera membalas, “Saya siap!

Engkau begitu bersusah paya, apakah tidak menyesal?” tanya Buddha.

Tidak sama sekali!” tukas gadis itu.

Sekejap mata, gadis itu menjadi sebuah pohon yang besar di tengah jalan yang ramai. Kali ini dia tidak kesepian, karena setiap hari banyak orang yang berjalan lalu lalang melewati pohon besar itu. Tapi, pemuda itu tak kunjung datang. Setiap kali melihat orang yang berjalan melewatinya dia selalu berharap yang lewat adalah pemuda idamannya itu. Namun, yang dia dapatkan adalah kekecewaan berulang kali.

Ternyata, 500 tahun pertama telah memberikannya kekuatan untuk melanjutkan cintanya.

Waktu berlalu hari demi hari. Hatinya menjadi damai. Pada hari terakhir 500 tahun keduanya, pemuda itu muncul lagi. Masih begitu tampan seperti sediakala sebagaimana 1000 tahun yang lalu.

Kali ini, pemuda yang berpakain putih itu menaruh perhatian pada pohon besar di tengah jalan, waktu itu adalah musim panas. Karena kelelahan, pemuda itu duduk beristirahat di bawah pohon, berbaring bersandarkan di batang pohon itu, tak lama kemudian dia pun tertidur lelap.

Gadis itu menatap pemuda itu dengan penuh kasih sayang, tapi tak bisa menyapaikan kerinduannya yang sudah terpendam sejak 1000 tahun yang lalu. Dia sengaja melengkungkan cabang pohon demi melindungi pemuda itu dari sengatan matahari. Dia mencoba untuk membuat pemuda itu nyaman dan bersamanya selama mungkin.

Akhirnya, pemuda itu terbangun, karena masih ada kerjaan lain, ia menyentuh pohon itu dengan lembut sebagai ungkapan terima kasih, lalu pergi.

Buddha muncul lagi, “Apakah Engkau ingin menjadi istirnya? Jika Iya, engkau perlu berlatih 500 tahun lagi.

Gadis itu menjawab, “Iya saya ingin, tapi sudahlah tak perlu lagi.

Gadis itu bertanya, “Apakah istrinya saat ini juga harus menderita 1000 tahun seperti saya?

Buddha hanya mengangguk.

Gadis itu melanjutkan, “Saya bisa saja bertahan menderita 500 tahun lagi. Tapi, mencintai dia tak selalu harus menikah dengannya.

Buddha tersenyum lalu menjawab, “Bagus, engkau telah melepaskan 1 pemuda dalam penantian 1000 tahun. Namun pria itu telah menghabiskan latihan selama 2000 tahun dalam penantiannya hanya demi melihatmu sepintas saja.

Terjemahan bebas dari千年等待dari Novel <石桥禅> karya 易安 (哲蛮)

Creative Commons LicenseArtikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.