Bulan lalu (Juni 2019), ketika saya memimpin retret, ada seorang peserta bertanya tentang Jhana, tampaknya ini pertanyaan agak sulit dijawab sepanjang zaman bagi meditator. Ada juga yang obsesif dengan “nimitta”.
Saya tidak mempraktikkan Jhana sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab komentar. Jadi saya bikin komentar sendiri dengan judul ini “Apa itu Jhana“
Jhana ada kaitannya dengan visual yang muncul dalam meditasi. Ada peserta retret yang menyebutkannya sebagai film atau serasa menonton layar tancap!
Saya terinpirasi oleh pertanyaan tentang menonton layar tancap, kemudian lahirlah tulisan ini “Ada Film Yang Jam Tayangnya 24 Jam“. Suka atau tidak suka filmnya bervariasi, dan jika dalam kondisi kealpaan (forgetfulness), maka filmnya penuh dengan toksin!
Ketika seseorang membangkitkan energi kewawasan (mindfulness) lewat pernapasan, maka ia akan kaget atas film yang sedang diputar. Kondisi demikian memungkinkan seseorang mengambil alih situasi dan memilih memutar film jenis lain.
Setiap orang memiliki kebiasaan berlari ke masa lalu dan masa depan. Dia tidak betah di masa kini, karena masa kini itu tempat yang asing baginya. Kehidupan sesungguhnya hanya ada di masa kini, jika kamu tidak betah di masa kini berarti kamu tidak betah hidup.
sumber: Ada Film Yang Jam Tayangnya 24 Jam
Desain poster oleh: Feiby Chaniago
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.