Setiap malam kita bermimpi. Urusannya hanya, apakah bisa mengingatnya atau lupa. Mimpi saat tidur pada malam hari tampaknya suatu kejadian yang lumrah, bukan sesuatu yang wah. Jika saat bangun pagi merasa tidak bermimpi, itu hanyalah karena Anda sudah melupakannya. Itu kan tidur malam. Bagaimana kalau tidur siang? Mimpi di siang bolong?
Kualitas tidur seseorang juga dipengaruhi oleh mimpi. Mekanisme bagaimana sebuah alur cerita mimpi sangatlah unik. Ada yang mencaplok pengalaman tadi siang, lalu dicampurkan dengan informasi dari youtube, atau foto yang dilihat di IG pada siang hari, kemudian campuran pemikiran-pemikiran sesaat sebelum tidur. Jadi, seolah-olah semuanya bercampur aduk. Tergantung informasi atau kejadian apa yang sangat berkesan.
Rehat Siang
Tradisi Zen Plum Village (PV) menjadikan rehat siang sebagai bagian dari praktik. Jadi, di pusat latihan PV akan terasa sangat sepi pada paruh waktu pukul 13.00 s.d. 14.00. Praktik ini adalah relaksasi total. Mereka yang pernah berpartisipasi dalam retret PV pasti sudah tahu. Banyak orang yang merasa ini latihan yang bagus, namun ada juga yang protes karena merasa bukan kebiasaanya untuk rehat siang.
Rehat siang juga ada efek samping yang baik menurut beberapa penelitian. Mereka yang rehat siang bisa mencerna informasi-informasi dari pagi sampai siang dengan baik. Kesempatan bagi mata untuk rehat. Meningkatkan daya ingat seseorang. Membantu seseorang bisa melalui paruh waktu sore sampai malam dengan kualitas yang lebih bagus.
Perasaan Stabil
Mereka yang cukup istirahatnya cenderung memiliki perasaan yang lebih stabil. Jadi, kalau ada orang yang kesal dan marah-marah, ada kemungkinan dia kurang tidur. Atau dia terlalu banyak bermimpi, sehingga badannya tidak mendapatkan rehat yang secukupnya kemarin malam. Jadi maklumi saja orang demikian, jangan terlalu disimpan di hati.
Berlatih meditasi rutin sangatlah bagus untuk mengarahkan pikiran menuju kawasan kebajikan, ketenangan, kebaikan, dan kedamaian. Ada yang memilih untuk duduk bermeditasi sebentar sebelum tidur. Ada juga yang lebih nyaman melakukannya di pagi hari. Anda boleh pilih. Berlatih meditasi tampaknya juga akan mempengaruhi jenis mimpi yang muncul.
Berhenti di Jalan Tol
Barusan, saya bermimpi mengendarai sepeda motor di India. Saya sadar itu adalah India. Saya sadar saya tidak mengenakan helm, ini contoh yang kurang baik, mohon jangan ditiru. Saya sadar saya sendirian mengendarai sepeda motor itu. Saya sadar saya sedang di jalan tol.
Lalu, tiba-tiba ada jalannya bercabang berbentuk Y. Karena saya ragu, tidak tahu harus ke kanan atau ke kiri, jadi saya berhenti di tengah-tengah untuk berpikir. Saya melihat ke sekeliling, tidak ada petunjuk sama sekali. Tidak ada plank petunjuk jalannya menuju ke mana.
Terus terang, saya tidak tahu saya mau ke mana, oleh karena itulah saya berhenti. Namun seketika itu mimpi itu selesai dan saya terbangun. Malam masih gelap, suara kodok dan suara alam semesta masih begitu riuh. Maklum belakangan curah hujan cukup banyak, sehingga semak-semak juga banyak kedatangan tamu yang sepanjang malam ber-okestra ria.
Saya memejamkan mata lagi untuk melanjutkan tidur. Berharap mimpi tadi bisa berlanjut. Ternyata tidak sesuai dengan harapan. Adegan berhenti di jalan tol cuman sampai di situ saja, tidak ada kelanjutannya. Tampaknya itu hanya mimpi biasa saja, jadi tidak perlu terlalu digubris
Berhenti di Jalan Tol Lagi
Berselang beberapa hari kemudian. Mimpi yang sama terulang kembali dengan setting yang cukup mirip. Namun ada beberapa perbedaan. Kali ini saya masih mengendarai sepeda motor, namun saya memakai helm putih. Lokasi juga masih di India, dan di jalan tol. Ternyata saya sampai di percabangan jalan Y yang sama persis.
Saya langsung sadar. Loh ini kan sudah pernah saya mimpikan. Kok ada siaran ulang? Kali ini saya dengan sengaja berhenti di pinggir sebelah kiri sambil mencoba untuk melihat apa kelanjutanya dari kisah ini. Kali ini saya merogoh HP yang ada di saku untuk periksa google map. Saya mencoba melihat google map apakah ada history input destinasi.
Tapi…… ketika saya merogoh HP di saku, saya terbangun kembali. Malam itu masih gelap, suara orkestra jangkrik, kodok dan kawan-kawannya pun masih seru. Saya hanya tersenyum saja, ternyata mimpi itu sedikit lebih panjang daripada sebelumnya. Namun tampaknya masih belum selesai.
Lalu? Saya berharap masih ada kelanjutannya. Berselang beberapa hari, ternyata sudah tidak ada siaran ulang lagi. Maaf kalau audiens kecewa. Karena tiada ending dari cerita itu. Ending mimpi dua kali itu berhenti di sini, artikel yang Anda baca saat ini. Tidak semua cerita harus berakhir sesuai harapan. Kadang membiarkan cerita itu tetap mengambang sebagai sebuah misteri juga oke.
Selamat menikmati hidupmu.
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.