Selamat ulang tahun (Happy Birthday), demikianlah ucapan kepada mereka yang merayakan hari ulang tahun. Saya mulai mempopulerkan selamat hari kelahiran kembali (Happy Rebirthday). Kalau di Plum Village, kita mengucapkan Selamat Hari Berkelanjutan (Happy Continuation Day). Lalu pakai yang mana? Bebas lah, silakan pilih sesuai dengan seleramu.
Saya tidak pernah menginisiatif perayaan ulang tahun. Apalagi sekarang sudah monk. Ada suatu perasaan pribadi yang berbisik, hal demikian tak perlulah dirayakan. Zaman dahulu, nenek saya hanya memasak telur rebus yang kulitnya diberikan pewarna merah. Entahlah apa maksudnya, namun demikianlah tradisi zaman baheula.
Perayaan ulang tahun fokusnya adalah mereka yang dilahirkan. Jadi tokoh sentral adalah dia yang secara resmi lahir pada tanggal dan bulan tersebut. Pesta juga mengundang banyak orang datang untuk bersenang-senang. Ada lagu, tarian, berbagai jenis makanan, bahkan kadang ada door prize. Saya suka ikut perayaan ulang tahun, tapi saya tidak suka dirayakan ulang tahunya.
Sebetulnya setiap kali ulang tahun, saya selalu sedih (3S). Pasalnya, ulang tahun kan ceritanya seseorang dilahirkan, berarti ada yang melahirkan dong….. Saya selalu mencari-cari yang melahirkan saya. Hasilnya? Nihil, karena mama saya sudah pergi sejak lama. Jadi setiap kali ulang tahun, saya tidak pernah meletakkan diri sebagai tokoh sentral. Justru, tokoh sentralnya adalah orang yang melahirkan saya.
Pesta ulang tahun selalu meriah. Tentu saja bagus, karena banyak orang bergembira merayakan kelahiran Anda. Seseorang berhasil dilahirkan, maka ini suatu kesuksesan. Teknologi sudah berkembang jauh, namun angka kematian melahirkan tetap saja masih ada, tentu saja faktornya sangat bervariasi.
Entahlah, kapan ada pesta ulang tahun, tapi tokoh sentralnya adalah mama. Loh kenapa mama? Karena mama juga sukses pada hari yang sama. Mama sukses memperjuangkan kelahiranmu! Bukankah itu juga perlu dirayakan? Namun, lebih sering mama memilih berdiri dibelakang layar, dia buatkan pesta meriah untuk anaknya.
Semua pikiran mama selalu tertuju untuk membahagiakan anaknya. Padahal pada hari H melahirkan, yang juga merupakan hari ulang tahunmu, mama sedang berjuang keras, emosi bisa saja naik turun. Belum lagi hal-hal lain seperti konstraksi, lahir normal atau caesar, kesakitan yang didera, kemudian darah yang mengalir banyak.
Ini barulah sepotong kisah tentang kelahiran. Masih banyak pengorbanan mama pada hari ulang tahunmu itu. Kenapa saya berbicara demikian? Padahal saya tidak pernah punya pengalaman melahirkan?
Saya tidak akan pernah bisa merasakannya, namun saya mendapat cerita dari berbagai sumber yang kadang begitu nyata dan menjiwai ketika dia menyampaikannya kepada saya. Kisah-kisah itu sering membuat saya perih, mungkin pria perlu menyelami perasaan itu, agar bisa memunculkan rasa simpati, menghargai, atas jerih payah itu, apakah itu kepada mamanya atau istrinya.
Saya membayangkan bagaimana mama saya melahirkan saya? Waktu itu tampaknya rumah sakit juga belum begitu canggih, alat-alat mungkin lebih sederhana. Asumsi saya, mama saya pasti melahirkan normal, karena tidak ada pilihan lain. Sekarang saya bayangkan lagi, mama saya harus melahirkan 8x. Keluarga saya KB (Keluarga Besar). Mama saya mengalami kesakitan berulang kali.
Rasanya, kalau bicara mama, pasti tidak pernah bisa berhenti. Mama saya yang hanya sempat menemani saya 3 tahun saja, itu juga sudah banyak yang bisa dikisahkan. Apalagi mereka yang sangat beruntung masih ditemani papa dan mama hingga detik ini, barangkali lebih banyak lagi ceritanya daripada saya.
Jadi marilah mengenang mama pada hari ulang tahun, hari kelanjutan, hari kelahiran kembali. Mengenang bahwa mama telah berhasil memperjuangkan kelahiran kita, dan mama sukses! Jika mama pada saat itu tidak berhasil, barangkali Anda juga tidak bisa hadir di sini membaca artikel ini.
Selamat merayakan hari melahirkan dan hari dilahirkan. Selamat merayakan hari ibu dan anak pada hari yang sama, yaitu kelahiranmu dan hari ibumu melahirkan.
Selamat ulang tahun kepada yang merayakannya pada hari ini, 31 Maret 2020. Artikel ini terinspirasi dari kisah beberapa orang ibu dan beberapa orang anak yang menceritakan kisah pribadinya kepada saya. Semoga bermanfaat untuk Anda semua. Sadhu!
Artikel ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya dengan tetap mencantumkan nama penulis dan url, tidak dimodifikasi dan non komersial. Karya ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons License, kecuali yang tidak disebutkan demikian.